Thursday, 26 July 2012

Cerpen Cinta: LITTLE AGATHA

LITTLE AGATHA
oleh: Efih Sudini Afrilya
Cerpen Cinta
Cerpen Cinta
 “Agatha bukan cewek populer! Agatha gak cantik! Agatha juga gak putih! Tapi kenapa Fathan mempertahankan hubungan dengan Agatha?” Ungkap Agatha membelakangiku. Aku tahu, Agatha sedang menangis dan dia tidak ingin aku melihat butiran-butiran air mata yang menetes dari ujung matanya.

Ini semua salahku. Jika aku tidak ikut-ikutan merayakan kemenangan Tim Basket ku. Agatha tidak akan menunggu ku hingga larut malam di Taman. Agatha tidak akan meminta putus dariku dan dia tidak akan menangis seperti ini.

Jujur, dibanding Agatha, cewek-cewek yang mengidolakanku jauh lebih cantik. Meskipun tubuh Agatha mungil, kulitnya tak putih, tapi buatku Agatha sangat manis. Matanya yang bulat selalu memancarkan kebahagiaan, kepolosannya membuatku nyaman dan tidak meragukannya lagi, tingkahnya yang manja membuatku selalu ingin menjaganya.

Aku dan Agatha satu kelas saat kami kelas 1 SMP. Dia sangat ceria dan baik hati, sifatnya yang polos dan seperti anak kecil selalu menjadi bahan lelucon buat teman-teman satu kelas. Tapi Agatha tidak pernah marah ataupun tersinggung. “Itu kan Cuma bercanda. Kalo Agatha sakit hati nanti Agatha gak gendut-gendut.” Ungkapnya ringan saat salah satu teman mendekatinya.

Awalnya aku sama seperti anak-anak yang lain, aku ikut meledek Agatha dengan mengatainya “Dasar anak kecil!” setiap kali dia mendekatiku. Agatha berbeda dengan anak-anak cewek lainnya yang kebanyakan dari mereka terlalu memaksakan diri untuk menjadi dewasa, dandan berlebihan dan sebagian dari mereka bahkan genit padaku. Bahkan, karena aku terlalu sering mengatai Agatha Anak Kecil, Agatha merasa segan dan tidak berani mendekatiku lagi. Ditambah dengan banyaknya cewek-cewek kece yang selalu menggerubutiku.

Suatu saat sepulang sekolah, aku melihat Agatha tengah menyebrangkan seorang nenek-nenek, aku hanya tersenyum melihatnya karena memang Agatha seorang yang baik. Saat tiba diseberang jalan Agatha berteriak memanggil-manggil namaku dan dia memintaku untuk menyebrangkannya, karena ternyata dia sendiri tidak bisa menyebrang. Saat itu, Agatha sangat konyol, dia hanya menunduk dan menyembunyikan pipi merahnya karena malu.

“Sebenernya Agatha gak bisa nyebrang, tadi Cuma kasian aja sama nenek-neneknya.” Ungkapnya saat itu.

“Terus kalo kamu ketabrak gimana?” Tanyaku.

“Kalo mau nolong itu gak boleh takut. Sekarang kan Agatha udah di tolong sama Fathan. Makasih ya Fathan.” Jawab Agatha.

“Dasar anak kecil!” Aku mengatainya lagi. Agatha hanya nyengir dan dibalik bibirnya yang tipis tampak barisan gigi kecil yang rapi dan bersih melengkapi kelucuannya. Kami pun berpisah saat itu, tapi entah kenapa tingkah Agatha siang itu selalu terbayang-banyang, membuatku senyum-senyum sendiri. Membayangkan saat dia memanggil-manggil namaku dan memohon padaku untuk menyebrangkannya, padahal sebelumya dia menjadi pahlawan buat nenek-nenek yang gak bisa nyebrang.

Esoknya di sekolah, aku melihat ada kotak makan di atas mejaku. Isinya Nasi goreng berbentuk Hati dan dihiasi sayuran yang tersenyum pada siapapun yang melihatnya. Tanpa bertanya-tanya siapa yang memberikan Nasi goreng padaku, aku langsung menyantap habis Nasi goreng itu. Anak-anak cewek di kelasku berbisik-bisik, mungkin mereka penasaran dan sedikit cemburu pada Sipembuat Nasi goreng itu.

“Nasi goreng dari siapa Fhat?” Tanya salah satu cewek yang menyukaiku.

“Dari pahlawan kesiangan.” Jawabku. Aku tahu Nasi goreng itu pasti dari Agatha, karena dari tadi Agatha hanya duduk dan membenamkan kepalanya di antara kedua lengannya. Gak seperti biasanya, setiap pagi pasti dia loncat kesana-kemari menyapa teman-teman satu kelas. “Yang datang subuh kan Agatha! Dia pasti tau siapa yang naro tempat makan di mejaku.” Kataku membuat Agatha mengangkat kepalanya.

“Agatha gak enak badan ko, jdi dari tadi bobo aja, gak tau apa-apa.” Ungkap Agatha sambil membenamkan kepalanya kembali.

Semenjak kejadian itu, Agatha menjaga jarak denganku. Dia seolah-olah tidak mengenalku, padahal aku selalu mengingat-ngingat kekonyolannya. Saat kelas 2 SMP, kami berbeda kelas, aku tidak bisa melihat kekonyolannya lagi, bahkan nama Agatha seolah menghilang dari kehidupanku. Itu karena dia berubah menjadi seorang yang pemalu dan tidak terlalu aktif, tidak sepertiku yang mengikuti berbagai organisasi sekolah dan namaku semakin meroket dikalangan cewek-cewek penghuni sekolah.

Siang itu secara tidak sengaja aku bertemu dengan Agatha di depan kelasnya, Agatha berlalu begitu saja meninggalkan aku. Tapi kali ini aku tidak bisa berpura-pura acuhkan dia.

“Agatha!” Panggilku. Agatha menoleh padaku tanpa ekspresi. Aku menghampirinya, jujur aku ingin sekali mencubit pipinya yang kini agak cabi. “Makasih Nasi goreng yang waktu itu.” Ungkapku.

“Nasi goreng?” Tanya Agatha sedikit lupa. “O, iya, makasi ya Fathan uda nolongin Agatha waktu itu.”

“Selain gak bisa nyebrang, kamu pilon juga ya?” Godaku.

“Iya, Agatha akhir-akhir ini memang sedikit pelupa. Maaf ya.”

“Besok sore ada acara gak?” Tanyaku

“Enggak, Agatha di rumah aja.”

“Nonton pertandinganku ya! Pulang sekolah! Please!”Aku membujuk Agatha, dan akhirnya Agatha bersedia menonton pertandingan basketku.

Pertandingan basketpun mulai berlangsung, tapi kedua mataku belum menemukan sosok Agatha. Yang kutemukan hanya teriakan cewek-cewek fansku yang tidak berhenti berteriak memanggil-manggil namaku. Aku mulai khawatir, aku takut Agatha tidak datang. Akupun kecewa, karena Agatha tidak kunjung datang hingga pertandingan usai. Saat diperjalanan pulang, Agatha menghampiriku, dia datang dengan membawa kotak makanan.

“Agatha telat, tapi Agatha bawa nasi goreng sebagai tanda maaf karena Agatha udah telat dan gak nonton pertandingan Fathan.” Ungkap Agatha memohon maaf padaku. Awalnya aku memang kecewa dan marah padanya, tapi setelah melihat kepolosannya, aku berubah fikiran. Aku tidak ingin Agatha merasa bersalah karena dia tidak menonton pertandinganku, aku hanya ingin melihat senyum cerianya seperti dulu, dan tiba-tiba muncul perasaan aneh di dalam hatiku. Aku ingin menjaga Agatha, aku ingin menjadi pelindung Agatha.

Saat itu juga aku mengungkapkan perasaanku pada Agatha. Aku menyukai kepolosannya dan tingkahnya yang seperti anak kecil. Memang sangat konyol, tapi aku ingin selalu bersama Agatha, menjaganya seperti adikku sendiri, melindunginya, menyayangi dan mencintainya.

“Fathan ngigo! Masa mau jadi pacar Agatha!” Ungkapnya saat aku meminta dia menjadi kekasihku.

“Aku serius, Agatha mau kan jadi pacar Aku?” Tanyaku memohon.

“Kita kan masih kecil. Apalagi Fathan tau Agatha seperti apa, Agatha gak percaya kalo Fathan sayang sama Agatha. Fans Fathan kan cantik-cantik! Masa Fathan sayang sama Agatha?” Jelas Agatha.

“Tapi aku beneran sayang sama kamu Tha! Aku suka kamu! Kamu perlu bukti apa agar percaya?”

“Agatha bingung. Fathan terlalu sempurna buat Agatha. Apa kata orang-orang kalo tau kita pacaran.” Ucap Agatha sendu.

“Aku gak peduli ucapan orang lain Tha! Memangnya kamu gak suka sama Aku?”

“Agatha suka sama Fathan, tapi…” Agatha berhenti bicara. “Fathan terlalu tampan buat Agatha.” Lanjutnya

Aku hanya tertawa mendengar penjelasan Agatha saat itu, dia mengakui bahwa Aku tampan dan dia menyukaiku. Kami berpisah saat itu, dan sepanjang malam aku memikirkan cara untuk membuat Agatha percaya bahwa aku menyayanginya. Berhari-hari aku memikirkan cara yang tepat, hingga akhirnya saat hari senin tiba. Seusai upacara bendera, Aku dan Tim basket ku diberi kesempatan untuk menaiki podium dan menyampaikan sepatah duapatah kata karena Tim kami mejadi pemenang dalam pertandingan persahabatan antar sekolah. Aku sebagai kapten, diberi kesempatan pertama, dan kugunakan kesempatan itu untuk mengungkapkan perasaanku pada Agatha.

“Kemenangan ini sepenuhnya ku persembahkan untuk yang tersayang Agatha Shafira.” Dengan penuh rasa percaya diri aku menyampaikan kalimat itu di hadapan semua murid. Kontan, anak-anak cewek yang tengah berbaris itu berteriak, mereka seakan tidak percaya dengan apa yang telah ku ucapkan. Kupandang Agatha yang berdiri dibarisan paling depan, dia hanya menunduk. Dan Aku sangat khawatir Agatha akan marah, atau Agatha akan di labrak oleh cewek-cewek penggemarku.

Saat jam istirahat, Aku menemui Agatha di kelasnya. Aku langsung menghampirinya, Aku siap jika Agatha marah padaku atau menamparku.

“Agatha, Aku minta maaf. Kamu jangan marah sama Aku ya!” Pintaku.

“Agatha gak marah sama Fathan. Agatha cuman malu aja sama temen-temen.”

“Jadi?” Tanyaku.

“Agatha……” Agatha terdiam dan mulai meneteskan air mata. “Agatha juga sayang sama Fathan.” Lanjutnya membuatku lega dan bahagia.

“Agatha yakin? Agatha mau jadi pacar Fathan?”

“Mau.” Ungkapnya malu-malu. Kuhapus air mata yang telah membasahi pipinya. Ku usap lembut rambutnya yang panjang. Agatha mengacungkan jari kelingkingnya padaku.

“Fathan janji kan gak bakal nyakitin Agatha?” Tanya Agatha.

“Janji.” Kataku melingkarkan jari kelingkingku ke jari kelingking Agatha.

Sejak saat itu kami selalu bersama, kami saling melengkapi satu sama lain. Rasanya hidupku tak ada beban saat aku bersama Agatha, dia selalu membuatku tertawa, membuatku bahagia, aku benar-benar nyaman bersamanya. Agatha menerima segala kekuranganku, dia adalah wanita yang sangat bisa mengerti aku.

Saat SMA, kita berbeda sekolah. Aku tetap menepati janjiku untuk tidak menyakiti Agatha. Jujur, awalnya aku takut jika Agatha mencintai cowok lain, atau dia berselingkuh dengan cowok lain, atau ada cowok lain yang mendekati Agatha di sekolahnya. Aku sangat ketakutan saat itu, tapi Aku tidak bisa mengekang atau mengatur-ngatur Agatha seenakku. Aku sangat takut kehilangan Agatha.

Aku tidak peduli dengan olok-olokan teman SMA ku terhadap Agatha. Mereka berkata Agatha tidak sepadan dengan ku. Mereka memanas-manasiku untuk putus dari Agatha, bahkan mereka sengaja mendekatkan aku dengan seorang Wanita bernama Eliana. Eliana memang cantik, bertubuh tinggi dan langsing, siapapun yang melihatnya akan langsung tertarik padanya. Eliana baik hati, sama seperti Agatha, hanya saja Eliana lebih dewasa dari Agatha.

Awalnya aku tidak tertarik sama sekali pada Eliana. Agatha tetap menjadi wanita pujaanku. Namun setelah Dua Tahun satu kelas dengan Eliana, aku semakin mengenal Eliana, dan perasaan itu tumbuh begitu saja. Entah setan apa yang merasuki fikiranku, aku merasa lebih nyaman bersama Eliana dan Aku lebih sering bersama Eliana.

“El, kamu tahu semua tentang Aku kan? Tentang Agatha?” Tanyaku pada Eliana.

“Tahu, aku tahu semua tentang kamu! Cintamu yang begitu besar untuk Agatha. Tapi apa Aku salah, mencinta kamu?” Jelas Eliana.

“Gak ada yang salah El. Aku juga punya perasaan yang sama, aku mencintai kamu El! Tapi Aku gak bisa meninggalkan Agatha.”

“Cintamu sama Agatha lebih besar. Aku bisa terima itu, tapi Aku gak bisa terima kalau kamu menghianati Agatha. Agatha gak pantes buat disakiti.”

“Terus, gimana sama kita El?” Tanyaku

“Than, Jangan pernah sakitin Agatha! Dia terlalu baik. Dan lupain perasaan yang kamu punya buat Aku.” Jelas Eliana yang membuatku tersadar, bahwa memang kenyataannya Aku lebih mencintai Agatha. Bahkan Eliana yang baru sekali bertemu dengan Agatha tidak ingin melukai ataupun menyakiti Agatha yang begitu baik dan polos. Aku sadar, sadar dari kekhilafanku, sadar telah mengacuhkan dan tidak memperhatikan Agatha akhir-akhir ini.

Kini Aku dan Eliana hanya berteman biasa saja, aku lebih menjaga jarak dengan Eliana, karena Aku takut perasaan suka ku terhadapnya muncul lagi. Aku menyadari bahwa Aku salah, meskipun Agatha tidak tahu Aku pernah menyukai wanita lain. Bahkan Aku merasa malu ketika berada di hadapannya, ketika dia selalu jujur dan menceritakan semua yang terjadi di sekolahnya, tentang teman-teman cowoknya yang suka menggoda dan baik padanya. Bahkan kadang Aku merasa cemburu ketika Agatha menceritakan teman cowok yang menyukainya.

“Kamu suka juga sama dia Tha?” Tanyaku saat Agatha menceritakan Teman Cowok yang Nembak dia.

“Engga, dia kan temen Agatha. Lagian Agatha sayangnya cuman sama Fathan, jadi Fathan gak usah khawatir ya!” Jawabnya polos.

Aku percaya pada Agatha, dia tidak mungkin menghianatiku. Dan akupun belajar jujur pada Agatha, kecuali tentang perasaanku pada Eliana, Aku tidak menceritakannya. Hubunganku dengan Agatha tidak pernah ada masalah, kami tidak pernah bertengkar.

Tapi, saat ini untuk yang pertama kalinya, Aku telah membuat Agatha kecewa padaku. Aku lebih memilih berpesta dengan teman-temanku, bahkan Aku tidak memberitahu Agatha bahwa Aku tidak akan datang menemuinya di Taman. Agatha menungguku di Taman hingga malam, padahal Aku yang telah membuat janji dengannya, Aku yang meminta Agatha untuk datang ke Taman.

“Agatha tahu! Fathan sebenernya suka sama Eliana kan?” Agatha tetap membelakangiku. Pertanyaan Agatha membuatku kaget dan bahkan Aku tidak bisa bicara apa-apa.

“Fathan suka kan sama Eliana? Jujur!” Agatha berbalik menatapku dan Aku bisa melihat air mata yang membanjiri wajahnya dengan jelas.

“Aku….aku….menyukai Eliana. Tapi sungguh, Aku gak pernah menghianati Kamu Tha! Aku lebih mencintai Kamu!” Jawabku Jujur.

“Tapi tetap aja di hati Fathan gak cuman ada Agatha, ada Eliana juga. Fathan gak tahu, kalo selama ini Agatha cemburu sama Eliana kan?” Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku dan menunggu apa yang akan dibicarakan Agatha selanjutnya.

“Fathan gak akan tahu! Karena Fathan sekarang udah berubah! Fathan lebih deket sama Eliana dan temen-temen Fathan yang sekarang!” Ungkap Agatha dengan Tangis yang lebih kencang. “Agatha sadar ko, dibanding Agatha, Eliana jauh lebih cantik. Fathan lebih cocok sama Eliana. Temen-temen Fathan juga lebih dukung Fathan sama Eliana kan?” Aku hanya bisa terdiam mendengarkn ucapan Agatha.

“Agatha capek pacaran sama Aku?” Tanyaku.

“Agatha kasian aja sama Fathan. Fathan punya pacar jelek kaya Agatha.” Jawabnya.

“Siapa yang bilang Agatha jelek? Apa pernah Aku bilang Agatha jelek! Buat Aku, Kamu lebih dari sekedar cantik, hati kamu cantik Tha! Dan Aku sangat mencintai kamu! Aku gak mau kehilangan Kamu. Gak ada yang bisa misahin kita, Eliana atau teman-temanku gak bisa mengubah perasaan Aku sama Kamu!”

“Tapi Fathan suka sama Eliana kan? Fathan sama Eliana aja!”

“Tha!!!” Aku tidak sadar telah membentak Agatha. Kini Tangis Agatha lebih kencang, bahkan dia berlari meninggalkanku. Aku hanya bisa terdiam, Aku merasa tidak memiliki kekuatan untuk mengejarnya.

Sesampainya di rumah fikiranku sangat kacau, aku tidak bisa berhenti memikirkan Agatha, juga memikirkan cara untuk membuat Agatha percaya lagi padaku. Semalaman Aku tidak bisa tidur, nomor Agatha bahkan tidak bisa dihubungi. Hingga pagi datang, saat Aku hendak pergi ke sekolah, tiba-tiba ponsel ku berdering dan itu telfon dari Ibu Agatha. Dengan fikiran yang tidak tenang, Aku langsung menuju Rumah Sakit.

Kulihat tubuh mungil Agatha terkulai lemah di atas ranjang putih. Karena bertengkar dengan ku kemarin, Agatha tertabrak mobil ketika hendak menyebrang. Aku semakin merasa bersalah, ku kecup kening Agatha seraya mengatakan kata maaf. Meskipun Agatha terpejam, tapi kuharap ia bisa mendengarkan kata maafku. Aku menunggu Agatha terbangun, kududuk di samping Agatha yang terbaring, Aku terus berdo’a dan mengucapkan kata maaf di telinganya.

“Agatha sangat mencintai Nak Fathan. Meskipun banyak teman cowoknya yang main ke rumah dan meminta Agatha menjadi pacarnya. Nak Fathan tetap jadi pilihannya.” Ungkap Ibu Agatha. Ia menceritakan kisah hidup Agatha dari kecil hingga saat ini. Sekarang Aku tahu kebiasaan dan hal-hal lain tentang Agatha yang tidak Agatha ceritakan padaku.

Satu minggu berlalu, kini Agatha sudah bisa masuk sekolah. Sebelum Agatha pulang dari Rumah sakit, Aku berjanji akan menjaga Agatha, dan kejadian ini tidak akan terulang lagi. Aku sangat bersyukur, Agatha bisa memaafkan Aku dan percaya pada cintaku.

“Fathan tetap sayang sama Agatha meskipun sekarang Agatha gak bisa jalan?” Ucapnya saat Aku menggandengnya berjalan melalui lorong menuju kelasnya. Selama Agatha belum bisa berjalan normal, Aku akan setia mengantarnya kemanapun ia pergi. Termasuk mengantarnya kesekolah hingga ia masuk kelas dan duduk di kursinya.

“Aku sayang kamu. Dan perasaan ku gak akan berubah hanya karena kamu gak bisa jalan.” Jawabku

“Sekalipun Agatha buta, tuli dan gak bisa ngomong?” Tanya nya lagi.

“Sekalipun kamu berubah jadi gendut atau jadi monster pun Aku bakal selalu sayang sama Kamu. Karena Aku sayang dan mencintai apa yang ada dalam diri kamu.” Agatha tersenyum mendengar jawabanku.

“Apa yang Fathan suka dari Agatha?”

“Semuanya! Karena buat Aku, Kamu itu sempurna.”

Kulihat Agatha tersipu malu dan itu nampak jelas dari pipinya yang memerah, sungguh ia begitu manis.
*****


By : Efih Sudini Afrilya
Facebook : Fiehsoed@gmail.com
Makasiii….

Sunday, 22 July 2012

Cerpen Cinta Sahabat: Cinta Selalu Ada

Cinta Selalu Ada….
Oleh Leriani Buton
Cerpen Cinta dan Persahabatan

Cinta bukanlah sesuatu hal yang tabu lagi untuk dikenal
Banyak orang merasa bahagia karena cinta
Cinta akan menjadi sebuah kasih sayang...
Jika orang yang dicintai membalas cinta yang diberikan
Namun, cinta akan menjadi amarah….
Jika orang yang dicintai malah mendustainya….
Cinta takkan pernah mati
Melainkan akan tetap tumbuh disetiap
Pori-pori dan aliran darah umat manusia
Hingga akhir waktu…

Makassar benar-benar indah di kala pagi hari. Udaranya sejuk, suasananya damai dan terasa menyenangkan. Tanpa ku sadari setahun sudah aku berada di kota impianku. Hmmm,,,, semakin di pandang semakin terasa damai.

Pagi yang cerah ini aku dihadapakan dengan alam yang hijau dan langit yang cerah untuk menyambut datangnya sinar mentari pagi. Sesekali di arah timur, terlihat kemuning emas yang membahana, suara kendaraan yang berlalu lalang dan suara si jago merah yang selalu membangunkan seluruh umat di pagi hari. Meskipun semuanya terasa bising dan tak enak didengar. Namun bagiku itu semua adalah keterpaduan suara musik yang indah. Hembusan angin pun seolah tak mau kalah untuk memberikan nadanya sendiri. Hati, jiwa, dan perasaanku pun ikut terbawa dengan semua itu. Maha besar Allah yang telah menciptakan semua keindahan ini. Subhanallah….

Di awal tahun 2012 ini, semua harus berubah. Tentunya menjadi lebih baik. Hah,,, cerita di tahun 2012 akan segera di mulai. Dan yang pastinya bersiaplah untuk semua yang akan datang padamu. Tetap semangattttt……!!!!!!!

Hari kedua di tahun baru ini, aku menemukan teman baru yang begitu baik. Dia selalu mengajakku chering di setiap waktunya. Dia adalah arvian. Arvian adalah teman satu kampus dan satu fakultas denganku. Selama ini aku tak menyadarinya, karena dulu aku tergolong orang yang kurang bergaul dan juga pendiam. Kalaupun ada temanku, dia hanyalah Narnia dan jesica. Arvian adalah mahasiswa yang pintar namun terkadang tak pernah beruntung. Ada satu hal yang mesti diubah olehnya, sikap malasnya yang selalu menggerogoti dirinya.

Terkadang dia sering datang terlambat disaat jam kuliah sudah dimulai. Bahkan ada yang lebih parah dari itu, banyak tugas yang dia lalaikan. Aku tahu semua ini, karena ternyata Arvian cukup terkenal di kampus dengan julukan si malas. Dia hanya butuh motivasi. Entahlah apa yang membuat dia seperti itu. Akupun tak tahu. Aku tak berani menanyakannya, karena aku takut menyakiti persaannya. Terlalu sulit bagiku mencari teman yang bisa di percaya, itulah yang menyebabkanku berusaha untuk menjaga persahabatan ini.

Hari-hari baru menggelut dalam hidupku, Arvian teman baikku selalu hadir di setiap lembar hari-hariku. Semakin lama, aku merasa dia semakin berubah. Berubah menjadi anak yang manis. Sekarang dia sudah mulai belajar membuang rasa malasnya dengan selalu tepat waktu mengikuti jadwal kuliah dan selalu mengerjakan tugas-tugas kampus. Hah,,, aku bahagia dengan perubahannya itu. Hal itu membuatku semakin yakin akan sebuah perubahan. Akhirnya hal yang baik terjadi juga padanya. Memang benar apa yang sering di katakan oleh Guru SMA ku dulu, “selalu ada jalan untuk menuju ke arah yang lebih baik.” Namun, tak jarang jalan yang kita tempuhi itu selalu mulus. Tetapi ada cara untuk memuluskannya yaitu jangan pernah melupakan Tuhan di setiap hal apapun yang kita lakukan. Dan keyakinan untuk berubah harus lebih besar dari pada sebuah keegoisan. Yakinlah!!!! Tuhan selalu ada di setiap hal apapun yang kita lakukan. Dan yang pastinya Dia selalu mengawasi kita.

Hari yang cerah untuk jiwaku yang cerah saat ini. Entahlah apa yang tengah terjadi denganku. Aku merasa semuanya terasa menyenangkan bila bersama dengan Arvian. Ya Tuhan… aku takut, persaan ini adalah cinta? Aku takut menghancurkan persahabatan yang baik ini hanya karena keegoisanku untuk memilikinya.

Setiap kali bertemu dengan Arvian, pasti hatiku terasa deg-degkan. Namun, aku berusaha menyembunyikannya dan berusaha agar dia tidak tahu apapun yang aku rasakan terhadapnya. Kami selalu bertemu di perpustakaan untuk belajar bersama. Semua itu membuatku bahagia. Lambat laun perasaan ini menggerogoti hatiku. Hah,,, aku pasti bisa menanganinya. Ya, bisa!

Hingga di suatu hari, Arvian memanggilku. Dia ingin mengatakan sesuatu ke padaku.

“Vi, boleh nda’ aku nanya sesuatu ama kamu?” tanya Arvian serius.

“ hm… tentu saja” Jawabku.

“Kelihatannya kamu tidak suka menjalin suatu hubungan pacaran?”. Hahahahaha……. Aku tertawa lucu!

“Ternyata cuman ini yang ingin kamu tanyakan padaku? kamu benar-benar membuatku ingin tertawa.” Aku tetawa ngakak. Namun, semuanya terhenti ketika Arvian menatapku dengan serius. Sumpah,,. Bola matanya itu benar-benar indah. Matanya mencerminkan suatu ketulusan yang membuatku langsung terpaku menatapnya.

“Aku serius Vi. Kita kan sahabatan, jadi kamu bisa donk jawab pertanyaanku?” wajah berharap.

“Hm,,,, gimana yach harus mengatakannya? aku juga bingung ngejelasinnya. Intinya aku harus menyelesaikan semua studiku dulu baru dech aku bisa pacaran.” nada meyakinkan.

“Cuman itu doank?” Tanya Arvian padaku. Sebenarnya sich ada masa laluku yang suram and sorry aku ga’ bisa certain ke kamu. Maaf yach! ini bukan pelit, tapi ini rahasia. Hehehe…..” Wajah meyakinkan dariku.

“Ok, aku bisa engerti kok”. Akupun merasa penasaran dan balik bertanya kepada dia.

“Bdw, kenapa kamu tanyakan hal itu padaku?” tanyaku penasaran.

“tidak , cuman pengen tahu aja” jawab Arvian. Selepas itu, aku dan Arvian pun melupakan semuanya. Dan kami pun berpisah karena aku mesti melanjutkan jam kuliahku.

Di kost,,,,

Sambi menggoreskan tinta di atas kertas putih diaryku. “Apa sebenarnya yang dipikirkan Arvian?” Tanya hatiku. Hah, aku berharap dia hanya sekedar ingin tahu, bukan karena dia memiliki perasaan yang sama sepertiku.

Entah apa yang terjadi, aku mendengar kabar Arvian dan jesica kini sudah jadian. Ya Allah,,, mengapa hal seperti ini terulang lagi padaku? Ketika aku mulai mencintai seseorang, ternyata dia mencintai orang lain. Sulit bagiku melihat mereka berdua selalu bersama. Aku sebagai sahabat, hanya bisa ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh kedua sahabatku. Namun, sebagai seorang wanita jauh didasar hatiku yang terdalam ada luka yang sulit untuk diobati.

Arvian kini jarang bersamaku. Dia lebih banyak menghabiskan waktunya bersama jesica. Kalaupun disaat aku membutuhkannya, dia selalu membuat banyak alasan untuk tidak bisa bertemu denganku. Hah,,, aku benar-benar kehilangan dia.

“Maafkan atas semua kebodohan, keegoisan, dan semua kesalahan yang ku perbuat. Aku hanya ingin kamu bicara padaku lagi. Jangan mendiami diriku seperti ini. Ini semua membuatku tersiksa”.

Lambat laun setelah semua yang kulalui, kini aku menikmati kesendirian ini dengan menata kehidupanku yang baru. Tak ada yang harus aku sesali. Aku hanya butuh sebuah keyakinan untuk bisa bangkit menjadi diriku Vianda Amryta renaldy kayak dulu lagi. Menjadi pribadi yang tegar tanpa harus menangisi kenyataan yang menimpaku. Dunia ini begitu luas, sehingga aku tak harus merasa sempit untuk hidup di dunia ini. Tak ada yang bisa membuatku jatuh lagi.

Hingga suatu hari, Arvian datang padaku. Dia ingin memulai semuanya seperti sebelum-sebelumya. Dan aku menerima dia lagi sebagai sahabatku. Rasa yang dulu pernah ada kini telah terkikis habis oleh sang waktu. Kalaupun masih tersisa itu mungkin 0,01%. Dan rasa 99,99% yang tersisa hanyalah persaan sebagai sahabat.

Ketika Arvian meminta maaf karena telah menelantarkan persahabatan kami selama ini. Dan berharap kami bisa menjadi sahabat kayak dulu lagi, aku menerimanya dengan tangan terbuka. Ada satu hal yang selalu tertanam di pikiranku. Menurutku, semakin banyak sahabat, semakin banyak rezeki yang bakalan datang. Hehehe….

Aku tak mungkin tidak menerima Arvian menjadi sahabataku lagi. Karena Aku hidup di dunia ini bukan hanya sendiri dan terlebih lagi aku tak ingin rasa benci mengalahkan kekuatan cinta persahabat kami selama ini. Selain itu aku tak ingin menyakiti dia dengan tidak menerimanya sebagai sahabataku lagi. Aku hidup di dunia ini bukan untuk menyakiti orang lain. Tapi, Aku hidup di dunia ini untuk menabur kebahagiaan di setiap lembar-lembar kehidupanku bersama orang-orang yang mencintaiku, dan orang yang aku cintai.

Semuanya akan berjalan dengan baik. Itulah kata yang selalu ku tanamkan di dalam hatiku agar bisa melegakan apapun yang aku lakukan. Tetap optimis dan membuat keyakinan bahwa semuanya akan berakhir dengan bahagia. Bahagia bukan berarti harus membuatnya selalu menjadi sempurna. Tapi bagaiman kita bisa membuat orang lain tersenyum tanpa harus membuat sesuatu terlihat istimewa.

Hm…. Awan hitam menutupi cerahnya langit sore di makassar. Mungkin sebentar lagi bakalan turun hujan. Di beranda kost, aku duduk sendiri sambil memegang buku diaryku. Akupun terdiam dan memikirkan semua yang telah terjadi. Sambil mengingat kembali semua kenangan-kenangan pahit maupun manis bersama semua sahabat-sahabatku. Setelah itu aku pun teringat Arvian, sahabatku. Sambil mengingat kenangan bersamanya, aku meggoreskan tinta hitam diatas kertas putih diaryku.

“Aku mencintainya bukan karena keegoisanku, tapi aku mencintainya karena dia adalah milik Yang Maha Kuasa. Aku tak harus menuntutnya untuk mengikuti semua apapun yang aku mau. Yang aku inginkan hanyalah kebersamaan di setiap langkah. Bila ternyata dia mempunyai rasa yang sama seperti yang aku miliki, aku yakin Allah akan memudahkan jalannya untuk bisa menemukan rasa itu. Tetaplah bahagia bersama jesica, walau itu membuatku sakit. Aku sudah mengikhlaskan semuanya. Mungkin ini adalah jalan terbaik untukku, dia dan jesica. Aku tak ingin menyakiti hati jesica dengan cara merampas semua perhatiannya. Bila aku tak mendapatkan hatinya sebagai pacar. Aku berharap, aku mendapatkan hatinya sebagai sahabat.”

Genggaman Cinta-Mu
Cinta adalah anugrah dari yang maha kuasa
Semua orang memilkinya
Dan berhak mendapatkannya
Cinta bukanlah suatu musuh yang harus di benci
Tapi dia adalah sahabat yang akan selalu menemani….
Menemani di kala suka maupun duka

Terimakasih Ya Tuhan….
Karena telah memberikan cinta-Mu padaku
Melalui sosok orang-orang yang menyayangiku
Aku berharap, Engkau takkan pernah meninggalkanku
Dan takkan pernah melepaskan genggaman cinta-Mu untukku…..
Hidup memang susah untuk di tebak. Semuanya berjalan seakan sebuah cerita. Cerita hidup yang harus kita jalani dan lalaui satu persatu. Aku berfikir, bila aku sudah melangkah kedepan, maka aku akan terus melangkah walau tekadang harus membuatku terjatuh. Namun, aku takkan pernah berhenti untuk terus melangkah. Aku akan menganggap di cerita hidup ini akulah yang jadi tokoh utamanya. Dan aku tak ingin digantikan menjadi peran pembantu di cerita hidupku sendiri. Tetap tersenyum dengan semua cobaan yang kuhadapi. Akan ku katakan pada setiap masalah yang kuhadapi, kalau aku tidak sendiri dan aku masih punya Tuhan yang selalu menyayangiku. Aku tahu disetiap serat lembar kehidupanku selalu ada cinta yang terselip untukku. Cinta itu datang dari Tuhanku, kedua orang tuaku, keluargaku, sahabat-sahabatku, dan orang-orang yang menyayangiku. Semangat!!!! ^_^

THE END

“ Tak ada cinta yang lebih indah selain cinta yang diberikan Tuhan kepada kita. Jagalah cinta yang ada pada dirimu saat ini! Jangan nodai cintamu hanya karena sebuah keegoisan. Jika kamu salah memberi cinta, maka cinta itu hanya akan menyakiti dirimu sendiri.”
Terimakasih Cinta…. ^_@

Sunday, 15 July 2012

Cerpen Lucu: Pelet Tu In Wan

Pelet Tu in Wan
oleh Andri Rusly
Pelet

Lebaran sebentar lagi. Tapi Andre belum juga punya cewek. Aduh, padahal udah tiga kali Lebaran. Hampir semua resep udah Andre coba tapi hasilnya…..tetep gak punya cewek. Sampe Didot datang memberikan strategi buat gaet cewek. Dikasihnya Andre Pengasih 2 in 1 alias Pelet. Wah, aromanya menyengat hidung. Melebihi minyak wangi murahan. Tapi daripada Lebaran manyun mendingan usaha dulu deh. Kebetulan banget Andre sedang mengincar Tiara. Siapa tau dia yang nyantol. Ih, malangnya nasib Andre. Akhirnya Andre terima juga Pengasih-nya Didot yang pake 2 in 1 segala.

“Koq pake 2 in 1 segala Dot, maksudnya apa?” tanya Andre

“Maksudnya elu bisa dapetin cewek 2 orang dalam 1 langkah. Hehehe…, hebat kan Pelet gue?”

“Wah, hebat banget Dot, jadi gue bisa dapetin 2 cewek sekaligus dalam satu langkah?”

“Iya, Ndre, dan elu gak bakal jomblo lagi seumur hidup elu…hahaha…”

“Brengsek lu Dot! Masak musti seumur hidup gue gak punya cewek. Lebay!”

Dan malam itu. Andre sengaja gak tidur meskipun matanya dah mau copot dan berair tetep ditahannya. Demi cewek idamannya, Tiara. Dan waktu yang dinantinya segera tiba. Tepat jam nol nol Andre mulai beraksi. Harus berhasil usaha yang satu ini. Malu dong ma Nino anak kemarin sore dah punya pacar. Wah, mau ditaruh dimana muka Andre….(tuh di pojok lemari aja, Ndre !hehehe…).

Langsung Andre praktekin pa-pa yang diajarkan ma Didot. Suruh ini-itu dilakuinnya sampe-sampe Andre disuruh telanjang bulat alias bugil!. Tapi tetap dilakukannya juga. Suasana kamar gelap gulita. Tengok sana tengok sini….gak ada orang. Oke saja dimulailah Andre semedi sambil komat-kamit baca mantera. Wah, aroma rokok kemenyan menyebar keseluruh ruang kamarnya. Semedi sudah berjalan 15 menit sementara rokok kemenyan habis 3 batang tapi badan Andre sudah menggigil. “Hiiiy dinginnya” bisik hati Andre. Baru kali ini Andre gak pake selembar benangpun. (Wah, kalo ketauan FPI bisa dipancung tuh Andre, terbukti pornografi dan porno aksi).

Tapi di tengah semedinya ada saja gangguan. Andre kepingin pipis. Aduh, Andre… terpaksa deh ia menunduk-nunduk pelan-pelan keluar kamar. Telanjang bulat…. (Ihh… malu…diliat pembaca tuh). Soalnya tanggung mau pakai baju. Tiba-tiba terdengar suara, “Klotek!”

“Hah, suara apa itu?” bisik hati Andre. Tapi Andre terus aja ke kamar mandi untuk pipis. Dan yang ini suaranya melebihi yang tadi. Lebih kencang dan bisa membuat seluruh penduduk dunia terbangun.

“Aaaa…..!” suara jeritan seorang perempuan sambil menutupi wajahnya dengan telapak tangannya.

“Gila, bi Inah yang keluar dari kamar mandi. Gawat nih!” Andre kebingungan. Buru-buru Andre berlari masuk kamar mumpung orang rumah belum pada bangun dan langsung berpakaian terus keluar kamar.

“Ada apa sih kok malam-malam teriak-teriakan?” tanya Andre berpura-pura. Dikedipinnya bi Inanh. Dan terpaksa juga isi dompet keluar supaya bi Inah gak buka mulut.

“Itu …anu…..tadi ada tikus lewat …” kata bi Inah tergagap sambil melirik kearah Andre.

“Oo….cuma tikus…..” jawab orang tua Andre yang terbangun karena kaget mendengar suara jeritan bi Inah lalu melangkah kembali ke kamarnya.

“Wah, bisa gagal nih misi gue ngedapetin Tiara” bisik Andre dalam hati. “Masak gue gak punya cewek lagi nih di Lebaran nanti. Tapi moga-moga semedi yang dah berjalan setengah tadi bisa ampuh” Andre berharap.

Esokan harinya Andre dah Dress for Success. Bolehlah penampilan. Wajah baru. Tapi cewek belum punya (hihihi…hari gini…). Ia langsung menuju ke rumah Tiara. Tapi yang dicari gak ada di tempat. Jangan-jangan pulang ke kampung tuh anak. Andre mencoba nongkrong di Kota Tua. Kali aja Tiara ada di situ. Soalnya itu tempat favoritnya Tiara. Sambil menunggu Tiara dia coba-coba dengan beberapa cewek yang kebetulan melintas atau duduk sendirian. Tapi gak ampuh. Atau karena baru semedi setengah jalan jadi gak ampuh? Uh, Andre pusing dibuatnya. Tambah lagi Tiara gak ada disitu. Kemudian dicobanya kembali kali ini Andre berpindah tempat. Ia ke arah Monas. Ah, cape juga rupanya. Andre beristirahat. Hari sudah semakin sore. Dalam istirahatnya mata Andre menangkap sosok cewek duduk sendirian di kursi taman.

“Wah, ada cewek duduk sendirian tuh, mudah-mudahan berhasil” Andre bangkit dari duduknya. Dihampirinya. Dilihat dari belakang tuh cewek sudah tampak anggun.

Rambutnya panjang. Roknya mini (hmm…sambil nelan ludah…glek!). Kulitnya putih mulus. Hmm….bikin Andre makin penasaran saja.

Kemudian dimulailah aksi Andre. Dengan membaca mantera aneh yang diajarkan Didot sambil matanya tertuju ke cewek tersebut. Itu yang diajarkan Didot. Dan benar gak lama kemudian tuh cewek menoleh kearah Andre. Dada Andre berdebar kencang. Ternyata ampuh. Cewek itu mendekat sambil tersenyum, tapi Andre kaget waktu dilihatnya ada jakun besar bertengger gagah di leher tuh cewek.

“Hah, Waria..!” jerit Andre sambil mempersiapkan langkah seribunya Andre menepis tangan si waria.

“Hai cowok…kamu ganteng banget. Sendirian …?” kata si waria. Andre langsung berlari tunggang langgang secepat kilat. Huh, mandi keringat lebih bagus daripada kena cium waria. (Terus lari, Ndre……ambil langkah 1999 …hehehe….).

Setelah jauh berlari dan merasa tidak dikejar lagi, Andre sengaja beristirahat disamping markas Satpol PP. Biar aman. Lalu disekanya keringat yang bercucuran deras membanjiri tubuhnya dengan sapu tangannya.

“Sial Didot, ramuan elu cuma ampuh buat kalangan waria” Dibuangnya Pelet dari Didot ke selokan. Dan Andre bakal manyun lagi di Lebaran tahun ini.

“Tiara…sudah tiga kali Lebaran gue gagal lagi ngedapetin elu. Dah berapa banyak cara gue coba tapi bikin pikiran kusam dan kusut. Ah, jomblo aja deh….” Pikir Andre sambil melangkah pulang dengan tangan hampa….

Makanya, Ndre Jangan mau mengikuti seorang pemimpin sampai kamu tahu siapa yang diikutinya.

SELESAI

Monday, 2 July 2012

Cerpen Cinta Romantis: Jangan Pergi

JANGAN PERGI
Cerpen Cinta Romantis
Karya : putri ayu pasundan

Hari semakin berlalu, meninggalkan semua kisah yang ada , menjalani hari-hari tanpa kehadiranmu , meninggalkan canda dan tawa , kini tak ada lagi canda dan tawa’nya yang selalu menghiasi hariku. senyummu , wajahmu, candamu , kini hilang begitu saja ~ jika waktu bisa diputar kembali. Mungkin aku sudah memutarnya~ tapiii… ini mustahil , ini tak mungkin !

          “ bella, “ panggil suara dari arah tempat duduk belakang .
          “kenapa din?” sahut bella agak malas
          “Jangan murung terus dong bella, gue tau kok lo pasti masih sedih dan gue tau kok lo emang sayang sama avi. Tapi dia gak mungkin balik lagi. Lo tau kan? penyesalan emang selalu datengnnya di akhir cerita dan gak pernah di awal . jadi , jangan nyesel kalo dulu lo nyia-nyiain cintanya dia, dan sampe2 dia pergi , baru lo sdar semua itu, lo cintakan sama avi..?’’ Tanya dina ingin tau
          “iya, iya, gue emang salah. Lagian dlu gue sama dia itu awalnya kan Cuma care aja, sahabatan kaya biasa , sering curhat2an pula. Dia tuh iseng banget, jail, rusuh pokoknya serba nyebelin deh. Gue juga gak nyangka akhirnya bisa begini malah jadinya benci jadi cinta kan, gue juga gatau kenapa dia bisa jatuh cinta sama gue.” Yang gue tau, dia tuh sayang banget sama gue. lo tau kan?’’ tapii kenapa dia ninggalin gue kaya gini ? jawab bella dengan nada menyesal.
          Perbincangan mereka pun di akhiri karna bel masuk berbunyi. Bella adalah gadis yang cantik dan manis dia begitu periang. Tapi sebulan belakangan ini bella jarang banget tersenyum apalagi tertawa. Hanya kesedihan yang tampak di wajahnya………….

###
          Pagi ini tepat pukul jam 5.30 pagi , bella belum juga bangun dari tidurnya . jam beker kesayangannya sudah berdering kencang tapi bella belum saja bangkit dari tidurnya.
          “bella.. bella.. bangun sayang, udah pagi.” Teriak mama bella dari arah pintu . tapi bella tak juga bangun.
          “tok…tok…. Bella sayang, bangun nak. Kamu gak sekolah ?’’ diketuknya pintu kamar bella beberapa kali oleh mamanya.
          “iya maaah. Bella udah banguun ni.”
          “ayok cepat mandi dulu sanaa, sudah jam berapa ini? Kamu gak sekolah?” Tanya mama bella kepada anaknya .
          ‘‘iyaa…iya mah” di bukanya pintu kamarnya, dan bella segera menuju kamar mandi untuk siap-siap berangkat sekolah . mamanya yang sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk anak tersayangnya yang satu ini.
          “mah, bella berangkat ya.?” Pamit bella pada mamanya, bella pun mencium tangan mamanya.. dan itu adalah kebiasaannya sebelum berangkat pagi ke sekolah.
          “kamu gak makan dulu sayang, ?” Tanya mamanya .
          “udah mah nanti aja disekolah daa.. mah.” Bella mencium pipi kanan mama nya dan segera meninggalkan rumah . Mamanya tak lupa memberinya sekotak bekal makanan yang berisi cake stobery kesukaannya. Mamanya juga tak lupa menyelipkan uang jajan ke dalam tasnya. dan seperti biasa , ada kang dani yang selalu setia mengantarnya ke sekolah setiap pagi.

###
          Pelajaran pertama pun dimulai hari ini adalah pelajaran ibu rini guru sejarah yang selalu mengajar pada jam pertama. Konon nyatanya setiap guru ini mengajar tak ada satupun anak-anak yang mendengarnya karena dengan alasan guru ini neranginnya lama banget, ngebetein , dan ngomongnya udah kaya putri solo yang pengen di kawinin. (apa jadinya ya?) tapi inilah kenyataannya…
          “tok… tok….” Beberapa kemudian pintu kelas pun di ketuk.. di ikuti beberapa langkah kaki menuju ke arah bu rini yang sedang mengajar.
          Anak-anak 10-1 semua menatap kearah seseorang itu yang sedang berjalan menghampiri bu rini. Sesosok cowo ganteng tinggi, berkulit hitam manis, dan sangat khas dengan kedua lesung pipinya.. semua cewek yang berada di dalam kelas menjadi ricuh tak karuan. Sebagian cewek ada yang tiba-tiba merapikan rambutnya, membenarkan lipice di bibirnya seolah-olah mereka semua ingin tampak perfect di hadapan cowo ganteng yang satu ini. Tapi berbeda dengan bella , dia sama sekali tak merespon kedatangan cowok itu, dia malah bersandar wajah di meja dengan muka setengah mengantuk.
          “perhatian semuanya…. Jangan berisik harap tenang….. kita kedatangan teman baru yang berasal dari sekolah strada 2 ayo silahkan perkenalkan nama kamu nak.” Pinta bu rini kepada cowok satu ini
          “hai teman, perkenalkan nama gue Derian Rafael darmawangsa. Panggil aja gue afa. Asal sekolah gue dari ghoetoen 2. Alasan gue pindah kesini karna kerjaan orang tua gue . sekian perkenalkan dari gue.
          “EH… afaa… status lo sekarang apa?” hahahaha teriak salah satu cewek dari arah belakang .. yaitu lisa . dia adalah salah satu dari geng lolipop yang ganjen itu. dan dandanannya itu looh gak nahan bikin orang yang litanya ingin muntah. (bisa bayangin gak?).
          “Cieee…cieee” sorak anak-anak dari arah belakang.. afa yang masih berdiri kaku di depan kelas yang suasananya memang sedang ricuh hanya bisa menahan diri untuk tetap bertahan di depan kelas dengan banyak godaan teman-teman barunya itu.
          “status? Status gue sampe sekarang masih single.” Jawab afa singkat dengan sedikit senyuman yang manis dan lesung pipitnya itu yang khas.
          “aaa….. afa senyum sama gue firaaa. Yampun dia ganteng banget.” Kata lisa cewe ganjen yang satu itu. teman-teman se geng nya pun menyoraki mereka berdua.
          “silahkan kamu duduk di tempat duduk yang masih kosong di sebelah kiri pojok sana.” Pinta bu rini kepada afa. Afa pun segera menyelusuri arah tempat duduk itu.
          “hai, boleh gue duduk disini?” pinta afa kepada yang punya tepat duduk itu.
          “maaf yaa tempat duduk ini punya sahabat gue dina. Dia gak masuk sakit. Jadi lo duduk disana aja tuh di belakang.”bella menolaknya , dan Tunjuk bella kearah tempat duduk belakang.
          “sorry sebelumnya, gue maunya disini bareng sama lo.” Pinta afa ke pada bella
ternyata pemilik tempat duduk itu adalah bella. bella memang satu bangku dengan dina sahabatnya . tapi hari ini dina gak masuk dikarenakan sakit panas. Dan terpaksa deh bella harus duduk sendirian.
          “misalnya nanti sahabat lo masuk gue bakalan janji akan pindah tempat duduk. Kenalin gue afa. Nama Lo siapa? Diulurkan satu tangannya kearah bella.
          “bella.” Jawab bella singkat dan dingin.
          “okeh. Afa hanya memandangnya dengan senyuman khas ala lesung pipitnya yang manis itu.
Afa heran dengan sikap cewe yang satu ini sebut saja bella. Dari awal dia masuk kelas hanya cewek ini yang diam dan tidak bersuara sma sekali. Dan hanya cewek inilah yang tak terpesona melihatnya.

###
          Dua hari telah berlalu dina tak juga masuk sekolah pagi ini seperti biasa ada pelajaran sejarah bu rini yang bikin ngantuk.
          “haaaaaah ngantuk. Di taruhnya tasnya ke mejanya” keluh bella yang tumben datang pagi-pagi begini tak seperti biasanya. Paling dia datang juga pas-pasan bel masuk.
          “haii.. pagi..” sapa cowo satu ini yaitu afa.
          “iya pagi..” jawab bella seperti biasanya singkat padat dan jelas !
          “gue duduk sini ya.?” Pinta afa pada bella
          “ah, iya.. terserah lo .” jawab bella sinis
          “temen lo dina kemana ? udah dua hari dia gak masuk apa lo gak jengukin ?’’
          “bukan urusan lo. “ jawab bella sinis
          “kok lo sinis banget sih sama gue.? Gue itu kan nanya baik-baik.”
          “iya map, abisnya lo nyebelin.”
          “nyebelin?”
          “iya, nyebelin.. sok ganteng sok cool, sok perfect, sok keren.”
          “apa? “
          “gak usah kaget gitu deh . gue tau fans lo tuh udah pada dateng dari tadi pagi. Kemaren aja para fans lo nunggu di bangku gue sebelum lo dateng , sampe-sampe mereka pada mohon-mohon supaya gue pindah ketempat duduk belakang. Lo kira gue mau apa.? Makanya gue dateng pagi gini supaya mereka gak nongkrongin bangku gue lagi. Lagian bukan gue yang minta kan kalo akhirnya lo milih duduk sama gue.?”
Afa membatin. Dia sekarang mengerti mengapa bella akhir-akhir ini begitu sinis kepadanya.
          “lo cemburu?” Tanya afa ke arah bella
          “apa lu kata? Gue cemburu? Gak akan .” jawab bella sinis
          “lo tuh manis, jangan marah2 mulu kenapa. Biarin aja temen-temen lo bersikap seperti itu ke gue. Toh bukan urusan lo juga kan bel.”
          “iya,, iyaa.. gue ngerti ini bukan urusan gue. Tapi tempat duduk gue di H M in apa gue bakalan diem aja? Mereka seenaknya ngusir2 gue ke tempat duduk belakang?”
          “misalnya lo di usir. Gue bakalan tetep duduk di samping elo dimana pun elo duduk kalo perlu mereka yang gue usir.”
          Bella ternganga , dia tak percaya apa yang tadi di ucapkan oleh si afa anak baru itu.
          “apa? “ bella hanya ternganga melihat celotehannya si afa itu. bel tanda masuk pun berbunyi~
….
          “bel, pulang sekolah, main yuk. Gue anterin kemana pun lo mau pergi. oke.?” Pinta afa ke bella
          “gak, gue gak mau main. Gue mau pulang aja.” Jawab bella singkat
          “ayolaah sekali-kali bel please.’’ Pinta afa maksa kepadanya
          “ya ya ya sebentar aja ya…? Lo tau kan gue cewek . jadi gak boleh keluar malem …”
          “oke.” Afa tersenyum kearahnya dan mengangguk menyetujui.

          Setelah bel pulang berbunyi
          Bella segera membereskan buku-bukunya. Karna bel sekolah sudah berbunyi. Begitupun afa yang duduk di sebelahnya , sudah merapikan buku dan siap-siap pergi dengannya..
          “bel, ayok.” Di tarik satu tangannya bella dan mereka berdua pergi keluar kelas
          “sebentar ya.. motor gue di parkir disana. Lo tunggu sini.”
          “ya.” Bella pun mengangguk.
          Beberapa menit kemudian . terlihat dari kejauhan seorang cowok hendak menghampirinya dan ternyata cowok itu adalah afa. Dia emang bener-bener keren . apalagi motor gede yang dia kendarai nambah buat dia keren aja , dan tak lupa dengan helm hitamnya. Dan emang faktanya dia bener2 keren abis.
          ‘’cepet naik.” Suruh afa ke bella
          Semua mata hendak tertuju padanya dan memandang mereka dengan Nampak iri. Afa memang anak baru di sekolahnya. Dan kononnya dia anak tunggal pemilik perusahan terkenal di Jakarta meskipun begitu dia tak pernah sombong. Kesekolah pun tampil apa adanya. Apalagi afa memang sedang hangat di bicarakan oleh cewek-cewek satu sekolahn mereka.
          “lo liat gak mereka pada mandang kita kaya gitu fa. Sinis banget.”
          “mereka iri sama lo, udah diemin aja. Pakai helm nya dan pegangan.”
          “GAK GAK MAU apa? Pegangan sama lo? Gak deh…… baru naik motor gede lo ini aja gue udah di liatin sama banyak mata, apalagi pegangan sama lo. Bisa-bisa pas sekolah besok gue di MOP sama anak satu sekolah.’’
          “bisa diem gak sih. Udah pegangan. “ pinta afa pada bella
          “ish lo emang nyebelin.”
          “emang.!”
          Mereka berdua telah meninggalkan pekarangan halaman sekolah . setelah beberapa mereka jalan berdua , sampai lah mereka ke sebuah taman. Diparkirnya motor afa dekat pohon rindang dan besar. Di sudut2 taman-taman itu terdapat bunga matahari yang menjulang tinggi , indah.. dan sangat indah.. di sebelah bunga tersebut tampak gazebo ( saung2saungan untuk mereka berteduh).
          “fa, ngapain kita ke sini?” Tanya bella kea rah afa sambil memberikan helm nya.
          “main aja abisnya gue BT . lo tau kan rumah yang disana? Di sebrang sana? Itu rumah gue.” Bella menatap arah rumah itu. dan memang rumah itu tampak besar sekali. Bangunannya pun tertata rapi.
          “terus kenapa kita malah ketaman?”
          “abisnya gue suntuk bell di rumah sendirian terus. Bokap-nyokap sibuk sama kerjaannya. Rumah gue sepi. Jadi gue tuh gak betah. Oh iya gue lupa, mendingan kerumah gue dulu yuk ambil snack dan minuman.”
          “ya.. terserah lo aja..” mereka berdua menuju rumah afa. Begitu sampai di depan rumahnya tampak seorang penjaga depan rumah menghampiri afa. Dan segera membukakan pintu pagar rumahnya.
          “den afa,” sapa lelaki itu
          “baru pulang den?’’ Tanya pesuruh rumahnya itu
          “iya pak, oh iya taruh motor saya di garasi ya pak.”
          “baik den.” Pak sono satpam di rumahnya menganggukkan suhuran yang di pinta oleh majikannya itu.
          “bella, ayok masuk. Jangan heran kalo dirumah gue sepi Cuma ada bibi dan pak sono yang selalu ada di rumah.”
          “di bukanya pintu rumahnya.’’
          “den afa. Sapa bi inah pembantu di rumahnya.”
          “iya bi. Ambilin minum ya , sama snack nya saya mau ke taman. Oh ya bi ini temen saya bella. Kalo dia minta apa-apa layanin aja ya bi. Saya mau ke kamar dulu ganti baju.” Bi inah pun mengangguk
          “non bella mau minum apa non?” Tanya bi inah
          “gak usah repot-repot bi. “ jawab bella
          “gak boleh gitu non, non disini tamu. Saya ambilkan minum dingin aja ya non.”
          “Iya makasih bi, oh ya nama saya bella. Panggil aja bella ya bi, gak usah pakai non. Anggap saja saya seperti anak bibi.”
          “iya non. Eh bella.. tunggu sebentar ya bibi ambilkan airnya.”
          Afa pun keluar dari kamarnya dengan membawa bola basket kesayangannya.
          “bel, ini cake stobery buat lo.” Sama jus dinginnya ayok kita ke taman.”
          “oke fa.” Bella mengangguk
          “bi, saya ketaman dulu sama bella.”
          “iya den , bella ati-ati.”
          Setelah mereka sampai di taman
          “bel makan nih cake nya gue tau lo laper, aus iya kan..?’' bella hanya tersenyum manis
          Bella memandangi Rafael yang sedang asik bermain bersama bola basketnya setelah beberapa lama dia memandangi cowok itu. dia memang menyadari dan sepertinya baru sadar cowok di depan dia ini si afa dia begitu baik dan lembut, ganteng pula (dulu gue kemana aja) batin bella . bella tak pernah memandang cowo dari sebelah mata. Dia melihat cowo dari sifat dan kepribadiannya. Itu lebih penting baginya.
          Rafael menghampiri bella yang sedang duduk dan sedang asik makan cake stoberynya. Karna memang kesukaannya adalah cake stobery.
          “enak gak cake nya?”tanya afa pada bella
          “hem.. iya enak. Gue emang suka cake stoberry.” Sahut bella..
          “iya gue tau kok. Gue kan temen sebangku lo.. yaa walaupun baru beberapa hari ini, gue juga sering liat lo bawa bekel cake sama susu coklat. Kaya anak kecil aja ya.” Di acak-acaknya poni cewek satu ini , bella.
          “apasih afa… jangan iseng deh.” Oh iya lo gak mau ini cake nya?”
          ”udah lo aja” kembali afa menuju lapangan untuk bermain basket lagi
          Bella hanya diam membisu di ingat kembali masalalunya bersama cowok yang iya sayang yang tega begitu aja ninggalin dia . avi namanya. Avi yang selama ini selalu buat dia tersenyum justru senyuman itu mampu mengubahnya senyumannya 180 derajat menjadi tangisan . sifatnya yang dulu periang kini cepat bersedih kalo ingat soal mantannya avi. Tapi sekarang berbeda. Kini ada seseorang di depan matanya yang mampu mengembalikan jati dirinya selama ini, yaitu afa. Dia cowok yang baik dan care sama bella. Walaupun baru 3 hari afa duduk sebangku dengannya.
          “bell ayo dong main basket.”
          “gue gak bisa main basket tau.”
          “yaudah sini, gue tau lo gak bisa maen basket ketauan kok dari tampang lo begitu tadi ngeliatin gue . terpesona ya? Ahhaha..” afa tertawa pelan tapi meledek.
          “dih apaansih?” wajah bella terlihat memerah dan rona pipinya merah padam
          “bercanda kok bel yaudah coba lo masukin ke ring bola basketnya , tangan lo harus sejajar sama dahi lo. Pasti masuk kok.”
          “ih gak bisa gue gak bisa .”
          “coba, lo pasti bisa”
          Bella pun mencoba memasukkan basket itu ke ring. Dan nyatanya bola itu masuk. Setelah itu mereka pun bermain hingga larut sore. Di taman itu memang sepi. Hanya ada bunga-bunga matahari yang menjulang tinggi dan terik matahari dan jarang sekali pada jam-jam segini orang berlalu lalang dekat taman itu. apalagi taman itu tepatnya berada di perumahan dan Lapangan itu menjadi saksi bisu mereka berdua.

***
          Kring… kring… tanda ponsel berbunyi . dan ternyata ponselnya bella bertanda sms masuk.
          “bella, besok gue masuk. Gue udah sembuh.” Sms dina sahabatnya.
          Beberapa menit kemudian bella pun membalasnya.
          “iya din, besok kita bisa sebangku lagi.” Dengan gembiranya bella bisa duduk lagi bareng dina sahabatnya yang udah lumayan lama gak masuk sekolah karena sakit.
          “yah, gak bisa. Gue duduk sama lolla.. lo tetep duduk sma afa, anak baru itu.”
          “what ? kenapa din?.”
          “gue gak enak sama afa. Udah yaaa bay”
          Mereka segera mengakhiri percakapan mereka di sms. Hari ini adalah hari minggu dan biasanya bella lebih memilih untuk dirumah.
          Kring.. kringg….. tanda telepon berbunyi . dan ternyata nama di kontak nya itu afa . bella pun terkejut dia lupa kalau bella punya nomer telepon hp nya afa , dia ingat kalo afa pernah meminjam ponselnya saat di taman.
          “haloo…?”
          “iya kenapa fa?” Tanya bella malas
          “gue ganggu ya?”
          “enggak kok, ada apa emangnya?”
          “gue mau ngajak lo jalan. Mau gak?” pinta afa terhadap bella.
          “kemana?”
          “udah , nanti lo juga tau, kita ketemuan di sekolah ya? Karna gue gatau rumah lo . oke .. babay…”
          Bella segera mengakhiri percakapan singkat itu di ponselnya. Dia segera siap-siap untuk menuju ke sekolah dan pergi bersama afa. Sebenernya bella pun malas. Tapi karna hari ini adalah hari libur, jadi dia di bebaskan untuk pergi.
          “mah, bella pergi sebentar ya. Dah maah..”
          “ingat, jangan malem-malem pulangnya.” Pinta mamanya
          Setelah bella berpamitan , dan iya segera pergi menuju sekolah. Bella segera menuju sekolah dengan menggunakan bis , setelah beberapa menit iya menunggu bis tak juga datang.
          “hai.. apa kabar.” Sapa seorang lelaki yang berhenti tepat di depannya
          “iya?” bella tak mengenali lelaki ini karna dia memakai helm
          “mau kemana?” Tanya lelaki itu
          “mauu…. mau ke sekolah.” Jawab bella gugup.
          “bukannya ini hari minggu?” Tanya lelaki itu lagi kepadanya
          “maaf, anda siapa? Bisa tolong di buka helm nya?” pinta bella kepada lelaki itu
          “masa kamu gak kenal sama aku?”
          “tidak, aku gak tau.” Bella diam mencoba mengingatnya. Suaranya, sapaannya sepertinya dia mengenali sosok lelaki ini . tapi apakah diaa……………
          “aku avi. Ingat kan?” di bukanya helm itu
          Bella tercengang, diam dan membisu. Lelaki ini yang dulu pernah menyakiti hatinya kini dia kembali, dan kini lelaki ini berada tepat di depannya.
          “hei. Kok bengong. Haii,,” kembali sapa lelaki ini berulang kali
          “bella hanya diam dengan pandangan kosong ke arah lelaki ini
          “mau aku antar?”
          “gak usah .” jawab bela singkat
          “ayolah, dari pada nunggu bis kelamaan.. ayok bareng sama aku aja bella..” ajak avi kepadanya
          “baiklah, “ bella pun ikut dengannya dan segera pergi meninggalkan tempat itu
          “Mau diantar kemana?” Tanya avi kepadanya
          “di depan sekolah saja.” Pinta bella
          “oke, pegangan ya.. oh iya emang mau kemana?”
          “kamu gak perlu tau.” Jawab bella sinis
          “aku tau kamu marah ya sama aku kan.?”
          “enggak.” Jawab bella singkat
          “aku tau kamu marah. Mafin aku ya soal yang dulu-dulu itu.”
          “ya.” Mereka pun berhenti di tempat tujuan . yaitu depan sekolah bella
          Sebelum kedatangan bella, afa yang sudah lama menunggu di depan gerbang tadi melihat sinis kea rah mereka berdua. Bella pun turun dari boncengan avi. Bella sebenarnya ingin berlama-lama kepada cowok ini , avi. Tapi memingat dia pernah menyakiti hatinya bella jadi tak sudi berdekatan dengan cowo ini lagi. Serasa mereka sudah asing dan bahkan kaya gak pernah kenal.
          “hai fa, lama menunggu? Maaf tadi bis nya lama. Kebetulan ada avi temen ku. Kenalin fa.”
          “hai gue afa.”
          “ya gue avi.” Mereka berdua berjaba tangan
          “pacar baru kamu?” Tanya avi kepada bella
          “bukan urusan kamu lagi vi. Ayok kita pergi fa dari sini. Oh ya makasih vi udah nganterin aku sampe sini.”
          “oke, tapi tunggu dulu.” Teriak arvi kea rah mereka. Afa pun mematikan motornya
          “fa, boleh gue yang jalan sama bella?” pinta avi pada afa
          “hubungan kalian apasih sebenernya. Lagian gue udah ada janji sama bella.” Sahut afa
          “bukan apa-apa .” kata avi pada afa.
          “baiklah, terserah bella mau pergi dengan siapa. Biar dia yang menentukan.”
          “bella, sekarang kamu bilang mau pergi sama aku atau afa?”
          Ini adalah pilihan terberat bella mau pergi dengan siapa. Sebenernya sungguh dia kangen sekali dengan avi mantannya itu. 4 bulan ini mereka jarang sekali bertemu. Apalagi melihat perubahan di diri arvi yang tak begitu cepat berubah. Dia masih seperti dulu saat mereka bersama. Dia sopan, baik , tapi sungguh 4 bulan tak bertemu semenjak putus saat itu bella menemukan banyak perubahan.. avi masih tetep ganteng seperti dulu.
          “hemm, gue.. gue gatau.” Jawab bella
          “gue mohon sama lo bel, lo musti tentukan sekarang.” Pinta afa maupun avi
          “oke.. oke.. baik kalo itu mau kalian.”
          “gue pergi sama avi.”
          “baiklah, yaudah jagain ya vi bella nya. Walaupun gue ga tau hubungan kalian apa, tapi gue ngertiin ada kerinduan di mata kalian berdua. Oke. Gue pergi dulu.”
          Afa segera menancapkan gasnya sekencang mungkin . iya lupa memakai helm nya. Dan mungkin karna dia kecewa terhadap bella
          ‘‘mafin gue fa,” batin bella terhadap afa.
          “ayok naik, kita pergi.” pinta avi. Mereka pun pergi dan telah meninggalkan gerbang sekolah

…….
          Setelah beberapa jam di perjalanan mereka pun sampai
          “vi, ngapain kita kesini?” Tanya bella
          “sudah ayok masuk.” Mereka berhenti di sebuah puncak gunung tepatnya , dan di sana terdapat gazebo (saung-saungan) yang berdiri kokoh disana . di gazebo tersebut sudah di sediakan banyak makanan dan juga tempat duduk untuk mereka berdua. Sepertinya avi memang sudah menyediakan ini semua dan memang sengaja mengajaknya kesini.
          “vi, maksud kamu apasih dengan semua ini?” Tanya bella
          “yasudah, kamu makan dulu. Ngobrolnya nanti . aku tau kamu lapar karna kita kesini lebih dari satu jam perjalanan.”
          Mereka akhirnya makan . bella membatin sungguh perasaan ini bercampur senang, sedih bahkan rasa kangen selama 4 bulan ini tak bertemu kini hilang. Tapi mengapa pertemuan kali ini terasa biasa aja di hati bella? Mengapa tak ada getaran-getaran seperti dulu saat mereka bersama?
          “bella,” panggil avi padanya dan memegang kedua tangannya
          “ada apasih vi?” Tanya bella penasaran
          “aku ngajak kamu kesini karna aku ingin minta maaf sama kamu.” Avi mengeluarkan coklat dari sakunya
          “ini coklat kesukaan kamu. Tadi aku beli dekat supermarket rumah kamu. Abis aku beli coklat ini, aku sebenarnya ingin langsung kerumah kamu. Karna aku tau biasanya kamu kalau hari minggu begini, lebih milih di rumah. Itupun dulu kalo aku gak ngjak kamu jalan. Tadi setelah beli coklat ini aku lihat kamu di sudut jalan. Terus aku nyamperin kamu.”
          “iya makasih. Ternyata kamu masih ingat kesukaan aku.”
          “oh iya maafin aku ya selama ini.”
          “aku bilang aku udah maafin kamu vi.”
          “apa kamu masih sayang sama aku? Kamu mau kita balikan?” Bella terdiam sesaat dan kemudian dia melanjutkan omongannya.
          “avi, maafin bella , bella gak bisa balikan sama avi lagi , sama kamu. Kalo emang kamu sayang dan cinta sama bella, kenapa kamu baru datang ke aku sekarang. Sedangkan kita putus sudah lumayan lama, kamu tau? Kamu mutusin aku di saat sehari sebelum ultah ku. Padahal besoknya adalah hari terindahku, hari ulang tahun ku yang ke 14. Pada waktu hari itu tiba, aku pengen kamu ada di samping aku, nemenin aku. Tapii… apa nyatanya? Kamu gak ada, kamu pun gak ngucapin ke aku. Padahal Cuma kamu kado terindah saat ultah ku tiba.
          “mafin aku bella, aku sadar aku salah banget selama ini sama kamu. Aku udah nyia-nyiain kamu yang sayang sama aku. Aku pun begitu, aku sayang sama kamu. Tapi saat itu saat aku mutusin kamu. Aku dituntut oleh orang tuaku untuk pindah sekolah. Pindah ke pesantren. Dan aku tau besoknya ulang tahun kamu. Tapi apadaya? Pas aku sudah sampai di pesantren , gak ada yang bisa untuk hubungi kamu . HP ku juga di bawa sama mama , yang ada hanya telepon panti. Dan selama itu aku terpaksa mutusin kamu bella, aku gak mau kamu sedih nungguin aku. Waktu itu aku fikir kamu bakalan cepet dan bisa lupain aku. Dan kamu itu cantik. Aku kira kamu bisa dapet yang lebih dari aku. Dan sekarang aku di izinin buat ke Jakarta . karna di sana sedang ada ujian. Aku gak betah bella tinggal disana, jauh sama kamu. Aku juga terus mikirin kamu. Mama juga bilang bakalan masukin aku kesekolah kamu nanti. Kita bisa sama-sama lagi bella seperti dulu.”
“sekali lagi mafin aku , aku gak bisa. Kamu gak boleh vi kaya gini ngecewain mama kamu demi aku. Aku dulu emang sayang kamu. Tapi sekarang? Aku udah terlanjur sakit hati sama kamu. Aku nungguin kamu sampai sekarang mungkin karna aku ingin tau penjelasan kamu dan mungkin permintaan maaf dari mulut kamu. Dan sekarang, aku udah dapet ini semua. Mungkin kalo dulu kamu bilang jujur sama aku, gak akan jadinya begini. Aku bisa kok nungguin kamu . tapi apa? Kamu gak jujur sama aku. Setelah mutusin aku di hari sebelum ultahku, kamu menghilang begitu saja.. selama 4 bulan ini. Aku gak tau kabar kamu, di hubungin juga gak bisa. Dan sekarang aku tau kenapa.”
“iya, iya.. mafin aku.. aku tau aku salah. Aku disitu juga pusing , serba salah. Aku bingung. Jadi aku bertindak gitu aja tanpa mikir ke depannya. Aku tau bella aku salah.”
          “iya, iya kamu gak usah nyalain diri kamu kaya gini. Kita jalanin aja ya hidup kita masing-masing. Toh kalo kita jodoh. Pasti kita akan disatuin lagi. Ingat aku gak mau jadi beban kamu. Terimakasih selama ini kamu udah buat aku tegar.”
          “iya, mafin aku ya makasih juga kamu selama ini udah buat aku semangat dan kamu bukan beban buat aku ,tapi penyemangat aku.” 

***
          Pagi ini suasana begitu mendung tak seperti hari biasanya begitu cerah. Bella pagi-pagi gini sudah kesekolah . karna dia beniat untuk minta maaf soal kemaren sama afa. Di cobanya tadi malam nomernya afa disms, di tlp berkali-kali tidak aktif dan tidak bisa di hubungin sama sekali.
          “bella…” panggil dina sahabatnya
          “iya din.”
          “tumben amat udah dateng ? biasanya pas bel ataupun sesudah bel lo baru dateng? Hahaha.” Ejek dina pada bella sahabatnya
          ‘’iya din…”
          “lo kenapa sih? Gue salah ngomong ya? Kok murung gitu sih say?” Tanya dina menyelidiki
          “iya, lo liat afa gak? Kok jam segini dia belom dateng?”
          “afa? Gue gak liat. Bukannya dia mau pindah ya ke solo? jadi dia gak masuk.”
          “apa?” bella tersentak kaget
          “iya, masa lo gak tau sih. Kan konon katanya bokapnya pindah-pindah tempat tinggal terus , maklum lah namanya juga orang kaya. Dan rumahnya katanya juga banyak. Ada dimana-mana, Lagian masa lo gak tau dia kan yang sekarang menjadi hot topic di sekolah kita.”
          “iya, iya… gue tau kalian pada nge fans sama dia.tapi gue gak pernah mandang dia dari luar dan gue gak seperti kalian. emangnya kapan dia mau pindah? . Masa baru masuk udah mau pindah lagi.”
          “yaa mana gue tau. Tapi kata si lolla noh fans beratnya yang punya mata-mata banyak, katanya dia pindah nanti malem.”
          “apa? Okelah pulang sekolah gue mau kerumahnya.”
          “apa? Sejak kapan lo tau rumahnya ? lo tau rumah afa ? kok lo ga pernah cerita sih?”
          “lo jangan berisiiiiiiiiiiiiik tar mereka pada denger. Cukup lo aja yang tau. Jadi gini ceritanya, waktu lo gak masuk-masuk sekolah dia minta duduk bareng sama gue. Udah gitu 3 hari yang lalu dia ngajak gue jalan. Dan ternyata itu ke rumahnya. Terus dia ngajakin gue ke taman rumahnya . yaa ngobrol-ngobrol aja sih, tapi gue liat dia hobi banget main basket. Terus dia ngajak gue main basket. Dan kemaren sore dia ngajak gue jalan lagi. Katanya mau ngomong suatu hal. Tapi gue gatau apa? Abisnya bersamaan dengan si avi? Lo tau avi kan? Mantan yang gue sayang banget ngajak gue balikan lagi tadi sore. Dia nyeritain semuanya sama gue din. Gila kan? .”
          “ckckck,, beruntung kali nasibmu bella. Afa, avi mereka itu sama – sama makhluk ganteng.. yaa kalo menurut gue mendingan lo sama afa deh haha..” ledek dina pada bella
          “hemm, mungkin emang ada suatu hal yang penting emang dia mau omongin sma gue. Tapi gue gatau apa. Makanya pulang sekolah ini gue mau kerumahnya. Oh iya jangan sampe lo kasi tau ke yang lainnya oke. Gue tau lo sahabat yang baik.”

…..
          Bel pulang sekolah pun berbunyi. Bella segera merapikan buku-bukunya dan segera pergi menuju rumah afa
          “din, gue balik duluan ya. Sorry. “
          “okeh.. ati-ati say.”
          Bella terus melihat jam tangannya dia sedang menunggu bis di halte sekolah. Tapi bis pun tak juga datang.
          “hai bella,” sapa seorang lelaki
          “iya.. mau kemana vi?” Tanya bella
          Sikap mereka berdua seperti biasanya seperti mereka yang memang sudah kenal akrab. Dan mereka berdua seolah-olah melupakan kejadian dasyat tadi sore saat di puncak.
          “yaa.. mau ngiter-ngiter aja di jakatra abisnya gue kangen Jakarta. Lusa gue mau balik lagi ke pesantren . yaa seperti apa nasihat lo kemaren malem.”
          “okeh kalo gitu, belajar yang bener ya.”
          “lo sendiri mau kemana atuh?”
          “gue? Gue lagi nunggu bis lama banget.”
          “mau gue anter? Itupun kalo lo mau.”
          “heemm. Oke deh.”
          “ayok naik , pegangan awas nanti jatuh.”
          Mereka pun segera meninggalkan halte bis sekolah. Sebenarnya alasan avi adalah memang untuk bertemu dengan bella. Dan memang dia ingin menjemputnya seperti dahulu saat mereka pacaran.
          “bella. Mau di antar kemana?”
          “ke jalan kelapa gading.”
          “mau ngapain sih bella? Okeh gue anter kesana. Pulang mau gue jemput lagi?’’
          “heem makasih sebelumnya tapi kayanya gak deh. “
          “okeh baik. hati2 aja.. “
          Setelah beberapa menit di perjalanan merekapun sampai di jalan kelapa gading tepatnya di perumahan elit itu. avi pun menuruni bella di depan perumahan itu.
          “daa avi..” bella melambaikan tangan tanda teriimakasih padanya
          Setelah kepergian arvi dan suara motor nya tak terdengar lagi, bella pun memasuki area perumahan itu. banyak sekali rumah-rumah elit berada di situ. Dia hampir saja lupa jalan untuk pergi kerumah afa. Yang iya ingat hanya bunga matahari yang menjulang tinggi dekat area taman.
          Bella pun pergi ke arah taman itu. memang disana sepi. Perumahan itu setiap siang sepi dan memang sepi hanya ada mobil yang keluar masuk rumah tersebut. Bella pun duduk di dekat area taman. Mengingat kembali dahulu dia pernah bermain basket bersama afa disini. Di tempat ini. Dan ternyata bella selama ini baru menyadari kalo masih ada seseorang yang care sma dia selama ini. Setelah beberapa menit bella menikmati suasana taman itu bella pun tertidur disana. Afa pun datang.
          “haii… hai… “ di usap rambutnya yang panjang itu
          “hai, bangun” di rebahkannya kepala bella di pundak cowok itu
          Bella pun terbangun dari tidurnya
          “hemm afa? Ini afa kan ? Udah lama disini ? kok lo tau gue disini?”
          “iya, aku liat kamu sebenernya dari awal kamu masuk perumahan aku. Tadi aku lihat kamu ke taman ini. Awalnya aku gak mau nemuin kamu. Tapi aku liat kamu pulas tidur disini jadi aku samperin kamu.”
          “hemm hehe jadi malu .”
          “iya gak apa-apa kok. Ada apa kamu kesini?”
          “aku mau nyusulin kamu, kenapa kamu gak masuk sekolah sih tadi ? oh iya apa bener kamu juga mau pindah sekolah lagi ke solo?”
          Afa hanya diam membisu, memandangi lapangan basket tepat di depan matanya.
          “hai………., jawab dong fa.”
          “iya,.. iya… aku memang mau pindah ke solo. Kemaren aku ngajak kamu jalan karna aku mau bilang ini sama kamu. Tapi aku tau kamu ada urusan sama si arvi cowo itu. kalo boleh tau memangnya dia siapa kamu. Soalnya aku liat dimata kamu ada kerinduan dan penyesalan yang mendalam dan kamu lebih pilih jalan sama dia di banding aku.”
          “avi itu mantan aku fa. Dulu avi memang yang selalu ada di hati ku, mengisi hari-hariku dengan senyumannya , perhatiannya, candanya, juga ke ikhlasannya untuk menjagaku.. dia buat aku nyaman bersamanya, dulu posisinya nomer 1 di hatiku. Namun sekarang telah berbeda, dia buat aku kecewa, dia membuat aku bersedih, hingga dia tinggalkan sebuah kenangan untukku kenangan yang selalu ada di hatiku, menggoreskan luka yang membekas di hati kecilku. Memberikan lukisan sejarah dalam hidupku, yaa lukisan yang tak mungkin terlupakan dalam hidupku . kenangannya bersama ku, akan selalu ada di dalam hidupku juga hatiku. Hingga sampai sekarang aku susah untuk menjalani semuanya, sampai aku temukan dirimu, senyummu, tawaku , kecerianku kini kembali… kau lah yang mengembalikann semua ini.. kaulah sekarang yang terindah kan selalu terindah di hatiku.. jangan pergi.. akuu cinta kamu ..”
          Bella pun menangis air matanya berjatuhan. Tak bisa iya tahan semua ini.
          “bella, bella jangan nangis.” Afa menghapus air matanya bella
          “afa mau Tanya, apa bella beneran sayang sama afa?”
          “iya bella sadar.. bela sadar… bella gak mau kejadian dulu terulang lagi. Orang yang bella sayang ninggalin bella tanpa alasan. Dan si avi baru ngasih taunya sekarang tentang semuanya.. kemarin avi juga ngajak balikan bella. Tapi bella tolak.. bella gak mau. Bella sayang dan cinta sama afa. Begitupun afa , mau pergi ke solo tapi bella gatau.”
          “iya, iya mafin afa ya… Gak ngasih tau kamu lagi. Lagian afa kira bella gak peduli dengan kepergian afa . jadi, buat apa afa ngasih tau bella.”
          “afaa…… bella tuh peduli sama kamu. Tadi malam bella telepon, sms gak juga di bales . bikin khawatir tau ga?”
          Afa mencubit pipi bella yang chubby itu. afa pun memeluk bella
          “iya, afa sengaja matiin telepon.. kamu tau kenapa? Anak-anak satu sekolah pada berisik nelponin aku, sms juga berulang kali. Mereka semua udah tau tentang ke pindahan aku ke solo. Dan Cuma kamu doang yang gak tau sayang.”
          Afa pun memeluk bella.. dan membisikkan bella di satu daun telinganya
          “bella…. Aku cinta kamu, aku sayaaaaaanggg banget sama bella. Aku suka sama bella dari awal aku masuk kelas itu. selama ini gak ada yang bisa buat hidup ku bahagia kaya gini. Kamu beda dari cewek yang lainnya. Dan aku tau kok kamu itu baik. Aku bener-bener sayang kamu bella. Dari detik ini, hingga nanti… tunggu aku ya sayang.. aku pasti kembali :,) …
          Bella hanya bisa menangis di pelukannya dan terhanyut di salam suasana taman yang indah itu, taman itu menjadi saksi kisah cinta mereka berdua .. hanya kesunyian, sepi, hening dan hembusan angin yang menambah suasana romantis saat ini..
          Bella pun membisik
          “aku… percaya kamu, aku akan tunggu kamu sampai kau kembali.”
          “aku percaya kok. Jangan nakal ya sayang disini. Aku pasti nemuin kamu disini. Di tempat ini. Di taman ini di lapangan basket ini. Aku sayang kamu.”

_ Selesai _

BIODATA PENULIS : PUTRI AYU PASUNDAN
FB :Puteri Pasundan

Sunday, 1 July 2012

Cerpen Keyakinan Cinta

KEYAKINAN
oleh Raisya Marisdifa

Aku begitu bahagia dengan hari ini. Aku pulang dengan rasa puas dan lega. Hari ini, kelas ku bisa merebut juara pertama dalam acara Pagelaran Seni kelas 9 yang selalu ada setiap tahunnya. Rasa capek untuk latihan 1 bulan terakhir rasanya sirna begitu saja. Apalagi selalu ada dia di samping. Dia yang selalu menyemangatiku dan mendukungku. Dia yang selalu menjadi penghilang rasa letihku. Dia yang ku cinta dan ku sayang sepenuh hati. Dia adalah kekasihku. Kekasih yang begitu sempurna di mataku.

Hp ku bergetar. Ini menandakan bahwa ada pesan masuk. Dan itu pesan dari Rio, kekasihku. Dengan penuh cinta dia bertanya kepadaku.

“Sudah sampai di rumah sayangku?”

“Sudah sayang.” Jawabku.

“Kalau begitu harus mandi, terus makan, dan langsung istirahat ya sayang. Aku tau kamu pasti capek karena telah tampil dengan energik tadi.”

Aku tersenyum melihat pesannya.

“Iya sayang.” Balas ku.

Perhatiannya selalu membuat ku bahagia, walau aku sendiri tahu dia selalu begitu setiap harinya. Semuanya tidak pernah membuatku bosan. Karena dia selalu memberikan perhatian, cinta dan kasih sayangnya tulus untuk ku. Aku bisa merasakan.

Semua ketulusan itu selalu ku rasakan dari awal bersamanya. Namun ketika bulan itu, bulan dimana aku berulang tahun. Aku merasakan kehangatan yang dia berikan dan ketulusannya sudah mulai berkurang. Semua itu bermula ketika dia sering ikut papanya keluar kota. Awalnya aku mengerti. Tapi lama kelamaan, aku sudah tidak mengerti dan sudah tidak tahan dengan sikapnya. Dan dia juga sudah melupakan begitu saja hari ulang tahunku. Dia sudah tidak seperhatian dulu, semua ketulusannya hilang. Raib di telan bumi.

Dan pada akhirnya, aku pun sampai pada puncak kemarahan. Aku mengiriminya pesan.

“Aku sudah tidak tahan dengan sikap mu Rio, kamu berubah. Aku tersiksa seperti ini.”

Dia pun membalas.

“Terus aku harus bagaimana Ca?”

“Kamu itu jahat banget sich, apa kamu tidak tahu bagaimana aku selama ini? Aku selalu bersabar menunggu kamu pulang dari luar kota. Aku mengerti kalau kamu tidak bisa mengirimi aku pesan setiap saat karena alasan tidak mendapatkan sinyal. Dan aku pun bersabar, karena kamu tidak ada pada hari ulang tahunku. Namun sekarang apa balsannya? Balasan atas kesabaran ku. Seakan- akan kamu sudah mencampakkan ku.” Balas ku dengan penuh emosi.

“Maaf Ca, aku tau aku salah. Tapi aku juga tidak tahu kenapa aku bisa begini.” Jawabnya.

Namun, karena aku sudah begitu emosi. Aku tidak bisa mengendalikan emosi. Dan aku juga lupa, kalau Rio sangat tidak suka di beda- bedakan.

“Dulu kamu sangat perhatian sama aku, sekarang begitu cuek. Dulu kamu selalu ingin bercerita degan ku setiap malam, tapi sekarang boro- boro mau cerita. Ucapin selamat tidur aja gag. Selalu bangunin aku setiap pagi, nyuruh aku mandi, nyuruh aku makan. Tapi sekarang, itu tidak pernah kamu lakukan lagi. Kemana Rio ku yang dulu? Aku hanya ingin pacaran dengan Rio ku yang dulu.”

“Aku janji akan berubah Ca. Maafin aku Ca.” Jawabnya singkat.

Tapi entah bagaimana, aku tidak percaya dengan kata- katanya. Aku merasa ketidak tulusan darinya. Dan itu semua membuat ku mengabaikan semua perkataannya.

Hari selanjutnya, dia sudah mulai perhatian lagi kepada ku. Namun anehnya aku masih saja marah. Dan itu semua juga membuatnya emosi dan muak. Emosi karena perkataanku dan muak karena ia merasa aku selalu menyalahkannya. Aku merasa tidak pernah menyalahkannya. Aku hanya mengatakan apa adanya.

Mengatakan bagaimana sikapnya yang telah membuatku tersakiti. Aku hanya seorang wanita, wanita yang lemah dan ingin di mengerti. Tapi dia sudah tidak menyadari itu. Dan pada akhirnya, Rio memutuskan hubungan kami. Aku juga tidak tahu pasti apa alasannya memutuskan hubungan kami. Apa karena muak karena aku selalu menyampaikan bagaimana sikapnya yang selalu membuatku sakit hati atau karena sudah jenuh? Aku tidak pernah tau.

Di telfon dia berbicara.

“Aku butuh waktu Ca. Aku mau sendiri dulu. Aku juga gag tau, kenapa hatiku bisa kosong sekarang. Tolong beri aku waktu Ca. Aku janji akan mencari kamu suatu saat nanti. Kalau kita jodoh kita pasti akan ketemu lagi. Satu lagi, kamu harus bisa menggapai cita- cita mu.”

“. . .” Hening.

Telfon dimatikan.

Di saat itu aku begitu sangat terpuruk. Dan itu menyebabkan aku tidak bisa menjawab perkataan Rio. semua benda- benda tajam serasa menghujam hatiku. Tak cukup dengan menangis melepaskan kesakitan itu. Aku tak percaya Rio seperti itu. Aku berharap dia bisa berubah demi aku, dengan mengatakannya kepadaku dengan tulus. Aku tak percaya janji setia selama ini yang dia umbar kepadaku, terbang dan hilang begitu saja.

Aku juga sadar, aku begitu protektif kepadanya. Dan aku menyesali itu. Dalam hati aku hanya bisa meminta maaf atas kesalahan ku. Aku bukanlah wanita yang sempurna yang tak luput dari kesalahan.

Selama beberapa hari aku hanya bisa berteman dengan kesedihan. Namun beberapa hari kemudian, aku bisa menemukan dunia ku kembali. Aku bisa merebut ceria ku lagi. Hanya satu yang bisa membuat ku kuat lagi. Yaitu keyakinan. Yakin Rio akan menepati janjinya, yakin bisa menggapai cita- cita ku walaupun tidak ada Rio di sisiku,yang selalu ada dan menyemangatiku di kala putus asa. Dan itu semua akan ku jadikan sebagai kado spesial untuk pertemuan kami nanti. Pertemuan yang akan menyatukan hati dan cinta kami kembali. Yang bersifat abadi.

Cerpen Kenangan: PUPUS

“Pupus”
Cerpen Kenangan
oleh: Zahrina Oktaviana

               Hari itu aku keterima di SMA favorit pilihanku. Seneng saat itu ku rasakan, aku jadi tak sabar ingin rasanya aku ingin menginjakan kakiku di kelas yang baru dengan suasana baru.

               Senin 08 Juli 2011, hari pertama aku masuk sebagai siswa berseragam putih abu-abu. Aku kira dikelas yang baru ini aku akan mendapatkan sesuatu yang baru, tapi ternyata sama saja, menurutku lebih enak jadi siswa smp kalau begini jadinya. Huh, hari-hariku jadi bosan dan bosan. Tapi dengan hal tersebut aku jadi berpikir bahwa aku harus menjadi seseorang yang menyenangkan agar bisa bergaul dengan teman-teman baruku disini. Alhasil aku pun berhasil, aku sekarang udah punya banyak teman , gak seperti dulu yang membuatku merasa bosan dengan masa SMA.

               Hari berganti hari aku semakin akrab dengn teman-teman semua. Kecuali satu orang cowok namanya Tian. Mungkin di kontakku hanya nama Tian yang tidak tercantum. Huh, lagian jadi cowok kok aneh banget, kalau dibilang pendiem sih enggak, tapi aneh aja gitu. Senangnya menyendiri.

###
               “aduh, ulangan sosiologi bab berapa aja sih ya?’’ kataku sambil membolak balik buku

               “oh ya, kok aku gak kepikiran sms si Ade sih” lalu aku mengambil hp ku dan mengetik beberapa kata buat si ade. Tak lama kemudian ringtone hp ku berbunyi dan tandanya ada sms masuk

               ”tanya Tian aja, dia yang tahu, kan dia yang disuruh nyebarin, ni tak kasih nomernya 08976718###”

               Yah terpaksa aku harus tanya dia, hitung-hitung juga buat nyimpen nomer dia dihapeku. Ternyata dia anaknya asyik juga yah, sampai sampai kita smsn berlarur-larut. Padahal besok ulangan sosiologi tapi malah smsn gak jelas sama Tian. Hahaha

               Keesokan harinya , waktu ulangan kita berdua saling mencontek. Soalnya kita berdua sama-sama gak belajar. Hahaha. Sejak saat itu Tian yang awalnya aku kira cowok aneh sekarang semakin akrab denganku. Dia itu caper banget sama aku seolah-olah ingin mencuri perhatianku. Setiap aku ingin jalan selalu dia menghalangi dengan tingkah-tingkah konyolnya. Gak penting banget pokoknya.

               Aku merasa berbada dengan kelakuannya. Kelakuannya itu kadang membuat aku sebel tapi kelakuannya itu juga ngangenin. Lama-kelamaan timbul rasa yang berbeda ketika aku menatap matanya. Aku juga merasa berbada ketika dia menatap mataku. Apa mungkin aku menyimpan sasuatu sama dia?

###
               “ciye, ihir jadian ya sama Tian, makan-makannya mana?” goda Ade kepadaku

               “jadian? Ngaco kamu deh”

               “alah via, kamu jangan bohong deh, sekelas juga udah pada dengaer gosip itu. Asyik ni ye tiap hari ketemu terus”

               What? Gosip? Gawat ni ternyata kedekatan aku ama Tian muncul gossip seperti itu. Tapi no problem aku malah seneng digosipin pacaran sama Tian tapi kalau Tian entahlah.

###
               Aku semakin yakin, bahwa rasa ini bukan rasa biasa. Aku selalu menanggap kalau Tian juga suka sama aku. Mungkin benar, bahwa aku benar-benar suka sama si Tian. Tian dan Tian yang ada di pikiranku.

               “Ar, ari kayaknya Tian suka deh sama aku” aku curhat pada Ari

               “emang kamu yakin, belum tentu lho, dia kan playboy” jawab Ari

               “beneran kok, buktinya dia caper banget sama aku. Eh Ar, jujur aku suka Tian walaupun Tian gak tahu bagaimana perasaanku padanya, tapi aku selalu berpikir kalau aku bisa bersamanya”

               “ aduh, ciye semangat banget kamu vi, iyadeh aku dukung kamu”

###
               Hampir 1 tahun aku sekelas sama dia, dan sampai sekarang dia gak tahu perasaanku yang sebenarnya ke dia. Bentar lagi kenaikan kelas, otomatis kita berdua akan pisah kelas. Jadi aku berharap kelakuan Tian yang nggemesin itu gak berubah.

               Ternyata benar kita berdua pisah kelas, dia di 11a dan aku di 11b. Tapi gakpapa selagi masih berdekatan. Aku kan bisa modus ngeliat dia setiap saat, hehe. Dia sekelas sama Ari, yah kalau boleh tukeran kelas sih, aku mau tukeran sama Ari.

               Makin lama kelakuan capernya makin bnzertambah ke aku, aku tentunya seneng dong. Kita berdua itu deket banget. Dia sering nyamperin aku ke kelas, Ngirim sms ke aku, wall to wall di facebook, sampai hal konyol di sekolahan. Pernah saat itu aku di isengin di kelas, dia sengaja mendorongku ke tempat sampah sampai hamper terjatuh, tapi tanganku dipegangin dia. Oh so sweet banget. Walaupun rasa ini masih terpendam. Gak masalah deh, walaupun rasa ini masih terpendam dan mungkin dia gak akan pernah tau selamanya, tapi aku masih sengeng setiap ngeliat dia tersenyum.

###
               “Tian diluar gak ya, biasanya dia sama Kevin dan bagus diluar, coba ah modus aja”

               Ketika aku keluar kelas, ternyata benar dia diluar kelas. Tapi yang aku lihat dia lagi bareng Ari, keliatan akrab banget. Entah kenapa saat itu aku cemburu banget, ketika aku akan menjauhi mereka terdengar suara memanggilku.

               “Via, bentar. Kata Ari kamu suka sama aku. Kata dia kamu sering cerita aku ke dia. Katanya kamu suka sama aku?” pertanyaan yang seolah-olah sangat menusuk di dadaku.

               Waktu itu aku tak bisa berkata apa-apa, aku serasa benci dan benci banget sama Ari. Mengapa dia tega menceritakan semuanya pada Tian. Ku kira dia sahabat, tapi sekarang dia berkhianat. Hah, ingin ku refresh otak ini, dan lupakan semua tentang Tiaaaaann. Tapi sayangnya itu sia-sia.

               Sakit sakit dan sangat sakit, mengapa Tian harus tahu dengan cara seperti ini. Akhirnya aku akan putuskan untuk mencoba melupakan Tian.

               “TIAAAN, AKU GAK PERNAH SUKA SAMA KAMU, ARI BOHONG, AKU GAK PERNAH SUKAA” aku mencoba bilang sama Tian, walaupun sebenarnya kata-kata itu beda jauh sama perasaanku. Aku terpaksa bohong sama dia, dan itu sangat sakit kurasakan.

###
               Sejak saat itu aku mencoba melupakan Tian, aku cuek banget sama dia. Sampai akhirnya Tian punya pacar baru, dan aku mencoba sabar. Mencoba menerima walau hati ini menangis. Mungkin kenangan dulu hanya akan menjadi debu yang terbang ditiup angin. Tapi entah mengapa saya sering memimpikannya.

               Aku mencoba tersenyum dihati yang luka ini. Lebih parah lagi, Ari sahabatku sekarang ingin membuat aku cemburu. Setiap aku buka beranda atau timeline, selalu dia dan Tian wall to wall dan saling mention bareng, apalagi mereka berdua seperti pacar yang sedang dimabuk cinta. Tentunya hal itu membuat aku cemburu. Aku tahu si Ari hanya pura-pura. Belum lagi Ari mengupload fotonya bersama Tian di facebook sebagai foto profilnya, begitupun dengan Tian. sampai saat ini Tian belum tahu perasaanku, dan mungkin akan tersimpan selamanya. Aku menyesal dulu telah bilang bohong ke Tian. Sekarang sudah Pupus harapanku. Cintaku ini hanya bertepuk sebelah tangan.

               Tian aku sayang kamu, aku kangen kenangan kita dulu.

               Mungkin benar kata orang “jika mencintai orang lain secara diam-diam, pada akhirnya hanya akan mendoakannya serta akan merelakannya”.
*****

Nama : zahrina oktaviana
Fb : Zahrina Oktaviana
Twitter : @oktavianaarin