Thursday 14 August 2014

Cinta Harus Diungkapkan

Ini adalah kisah tentang cinta pertamaku. Sejak masa sekolah hingga lulus SMA, aku sama sekali belum merasakan yang namanya pacaran. Tapi untuk tertarik pada lawan jenis yah.. itu sudah pastinya yang menunjukan kalo aku cowok normal. "Panggil aku Yoyo",begitulah caraku berkenalan dengan semua orang. B-)

Sejak SMP, aku mengikuti sebuah ekstra kulikuler yang memang aku impi-impikan. Bela diri. Ya, masa kecilku bisa dibilang menyedihkan, semenjak SD aku tertindas oleh kakak kelas dan aku selalu berkhayal untuk membalas semua perbuatan mereka. Namun apa daya, dengan tubuh kecil dan lemah tidak akan menang, juga mental yg penakut. Menyedihkan. Maka,dari situlah motivasi diriku untuk lebih kuat dengan mengikuti Bela Diri,karna sebagai laki-laki harus bisa melindungi.

Aku selalu aktif di kegiatan ekstra kulikuler tersebut,bahkan hingga lulus dari SMP. Dan saat menginjak SMA, aku dipercaya untuk mengajar ekskul itu di sekolah-sekolah lain. Sampai suatu hari aku mengajar di sebuah SMP dan SMA favorit di kotaku. Peminat ekskul bela diri disana bukan hanya laki-laki saja namun banyak juga dari kaum perempuan yang ikut menjadi muridku. Saat itu aku kelas 3 SMA, jadi buatku cewek SMP tidak menarik hatiku,karna masih terlalu muda untuku. 1tahun berlalu dan murid yg aku didik sebagian telah mendaftar di SMA tempat aku mengajar juga. Saat tiba pembukaan pendaftaran ekskul, mereka kembali memilih ekskul bela diri karna kebetulan masih perguruan bela diri yang sama.

Beberapa bulan berlalu, dan tibalah saatnya event kejuatraan yang diadakan pemerintah. Jadi untuk semua cabang olah raga tiap sekolah mewakilkan atletnya untuk berpartisipasi. Ada seorang muridku yang menjadi atlet yg diwakilkan untuk kelas A putri. Dia seorang wanita imut, dengan tubuh kecil dan lincah. Namanya Mila. Berhubung pelatih lain sudah sibuk dengan pekerjaanya, dan karna saat itu aku masih pengangguran,maka akulah yang mengantar jemput dia untuk latihan di pusat demi menghadapi kejuaraan tersebut.

Bagiku dia seperti adik kecil yang manja. dengan tingkahnya yang kekanak-kanakan itu sangat merepotkan, namun sangat menyenangkan berada bersamanya.

Akhirnya tiba saat pertandingan. Ini membuatku khawatir, namun aku harus tetap memberinya semangat. dan saat pengumuman hasil juara,dia berhasil menjadi juara 1.aku sangat senang dan lega dengan hasil dan berakhirnya pertandingan tanpa cidera padanya. acara ceremony selesai dan ini saatnya pulang. kami pulang dengan motorku, karena saat itu mobil sudah penuh dengan atlet yang lain. Ditengah perjalanan,tiba-tiba hujan turun dan kamipun berteduh di sebuah kafe kecil dipinggir jalan. Aku menawarinya untuk memesan sesuatu, dia meminta es krim. aku membelinya 2 buah dengan rasa berbeda untuk kami makan. udara dingin dan hujan lebat menambah nikmatnya rasa eskrim yang kami makan sambil bercanda berdua sebelum hujan reda dan aku mengantarnya pulang.

Kami sekarang sudah dekat,bahkan orang-orang mengira kalau kami sudah pacaran.padahal cuma bersahabat dan seperti kakak-adik. suatu malam dia curhat melalui telpon padaku, tentang ada seorang mantan yang mengajaknya balikan,disitu aku marah dan menutup telpon tanpa memberinya jawaban. Akiu tidak tau kenapa aku marah, tapi aku muali sadar kalau ternyata aku telah jatuh cinta padanya..

Sore itu kami bertemu saat latihan. hari itu aku tidak bicara padanya sedikitpun. aku bingung antara marah atas kejadian semalam,tapi apa alasanya? jika aku katakan padanya kalau aku mencintainya apakah dia akan menerima? atau malah akan menjauhiku? tidak! aku tidak mau hubungan kami yang sudah akrab ini jadi jauh.lebih baik tetap bersahabat meski hati memendam rasa yang lebih.

Saat latihan berakhir aku membuka HP ku dan melihat ada pesan masuk baru. Itu adalah panggilan kerja. Astaga! ini adalah panggilan dari lamaran yang sudah lama aku kirim ke ibu kota, sampai aku lupa kapan aku mengirimnya. Aku sangat bingung malam itu,aku hanya tidak mau berpisah denganya,meski status kami hanya sahabat, tapi sangat senang berada bersamanya.


Ternyata dimalam yang sama, dia menanyakan pada teman-temanku di latihan kenapa hari ini aku mendiamkanya, dan teman-temanku menyampaikanya padaku. malam itu kuputuskan untuk pergi ke ibu kota memenuhi panggilan kerja tersebut. dan melalui telpon aku menghubungi Mila untik meminta maaf atas perlakuanku sore tadi. diapun bertanya apa alasanya, dan malam itu aku mengukngkapkan apa yg aku rasakan padanya selama ini. bahwa aku mencintainya.

"kenapa nggak dari dulu kamu ngomongya..?"katanya sambil menangis. kalimat itu yang membuat aku menyesal karna terlalu lama aku memendamnya,juga karena aku akan pergi meninggalkanya. kepergianku ukan untuk selamanya,itulah yang aku yakinkan kepadanya. tunggu aku Mila...

No comments:

Post a Comment